Berlomba Membangun Gedung Tinggi

Dalam sebuah hadits yang dikenal dengan “Hadits Jibril” yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah SAW menyampaikan salah satu tanda jelang datangnya Kiamat, selain budak wanita melahirkan anak majikannya adalah munculnya fenomena “perlombaan membangun bangunan tinggi”.

Perlombaan membangun bangunan tinggi (pencakar langit) ini dilakukan oleh orang-orang dengan ciri-ciri: (sebelumnya mereka) tak beralas kaki, bertelanjang dada (pakaian sederhana), penggembala kambing (miskin), namun tetiba menjadi kaya-raya. Demikan penjelasan Rasulullah SAW.

Siapakah mereka?

Dalam riwayat lainnya dari Imam Ahmad, Ibnu ‘Abbas r.a. bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah para penggembala yang tidak memakai sandal, dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?” Rasulullah SAW menjawab, “Orang Arab!”

Masya Allah. Kali ini kita saksikan dengan jelas dan terang perlombaan membangun gedung-gedung pencakar langit itu di Jazirah Arabia. Nubuwwah Rasulullah SAW telah mewujud menjadi kenyataan. Apa yang terjadi di tanah Arab di hampir satu abad terakhir ini? Menarik kita simak.

Sebelum tahun 1940an, bangsa Arab tergolong miskin. Hanya mengandalkan perdagangan dan kunjungan jama’ah haji dan umroh. Tak memiliki pendapatan berarti dari sumber daya alam, karena sebagian besar tanahnya tandus dan gersang.

Namun setelah ditemukannya industri minyak sejak tahun 1938 oleh perusahaan Amerika Serikat dan dimulainya era petrodollar sejak tahun 1970an, dimana minyak Arab hanya boleh dibeli dengan dollar AS, maka tetiba saja mereka menjadi bangsa sultan yang super kaya raya.

Semenjak itu, perekonomian semenanjung Arabia melonjak secara drastis. Berbagai fasilitas dibangun, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan Arab pun tumbuh menjadi salah satu pusat daya tarik bisnis di dunia, selain daya tarik “wisata religi” tentunya.

Hingga memasuki tahun 1990an akhir, barulah dimulai proyek pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang memiliki ketinggian di atas 300 meter. Motifnya tentu sebagian besar adalah untuk kepentingan ekonomi (bisnis) dan pencitraan internasional.

Dan fakta menarik lainnya adalah pembangunan gedung-gedung pencakar langit tersebut ternyata melibatkan kerjasama intens dengan perusahaan-perusahaan internasional terutama dari negara-negara Barat (Amerika dan Inggris), serta Korea Selatan.

Jika dianalisis dengan perspektif Eskatologi Islam, fenomena ini tidak hanya menunjukkan semakin tingginya tingkat “hubbud dunya” (cinta dunia) dari masyarakat Arab. Lebih jauh lagi, bangsa Arab telah “jatuh dalam pelukan” hegemoni dan aliansi dengan Barat secara penuh di segala bidang (politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dll.)

Tentu hal ini sebenarnya tidak terlalu mengherankan. Karena sejatinya, kelahiran negara bangsa yang berbentuk kerajaan yang diberi nama Kerajaan Arab Saudi ini, tidak terlepas dari peran Inggris yang turut membidani kelahirannya. Dan tentu ada peran Zionis di belakangnya.

Silahkan dipelajari kembali bagaimana sepak terjang Lawrence of Arabia selama Perang Dunia Pertama (1916-1918). Seorang agen Inggris yang “berhasil” mempengaruhi pemimpin-pemimpin Arab, seperti Syarif Husein dan Ibnu Saud kala itu, untuk melepaskan diri dari Kekhalifahan Utsmaniyah dan kemudian mendirikan Kerajaan Arab Saudi.

Puncak dari fenomena “perlombaan” membangun gedung pencakar langit di Jazirah Arabia terjadi sejak tahun 2000an hingga saat ini. Tercatat lebih dari 500 gedung pencakar langit telah dibangun. Gedung Burj Khalifa di kota Dubai (Uni Emirat Arab) saat ini memegang rekor bangunan tertinggi di dunia dengan ketinggian 828 meter.

Perlombaan belum usai! Saat ini masih sedang dalam tahap pembangunan sebuah gedung pencakar langit yang akan menjadi gedung tertinggi di dunia mengalahkan Burj Khalifa dengan ketinggian 1000 meter, yaitu Menara Jeddah yang didirikan di kota Jeddah, Arab Saudi.

Mau dibawa ke mana sebenarnya Arab ini?  

Jawabannya telah dinyatakan secara terbuka oleh Putra Mahkota, Mohammad Bin Salman (MBS) yang mengatakan bahwa Arab akan dijadikan sebagai “Eropanya Asia”, melalui Visi 2030. Tentunya, visi ini akan semakin menjauhkan Arab dari Islam.

Inilah rupanya yang sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW, ketika beliau terbangun dengan wajah memerah di rumah Zainab r.a. setelah beliau melihat (dalam mimpinya) kondisi bangsa Arab yang (akan) dirusak oleh Ya’juj dan Ma’juj, dengan mengatakan, “Celakalah bangsa Arab! Karena keburukan yang telah dekat!” (H.R. Bukhari & Muslim).

 

Wallahu a’lam bishshowab.

Agus Santoso, Pemerhati Eskatologi Islam

 

Recommended Posts