Mereka yang Mengikuti Yesus (Isa) ‘alaihis salam akan Diangkat untuk Mendominasi Secara Kekal terhadap Mereka yang Menolaknya

Dalam surah Ali ‘Imrān (yaitu, Rumah Amran – ayah dari Musa dan Harun), Al-Qur’ān telah mencatat percakapan antara Allah dengan Al-Masih, Yesus (Isa) ‘alaihissalam, pada saat ia akan disalib. Dalam percakapan tersebut, Allah menyatakan dengan sangat jelas dan gamblang bahwa Dia akan mengangkat orang-orang yang mengikuti Yesus (Isa) ‘alaihis salam untuk menjadi dominan secara kekal (permanen) terhadap orang-orang yang melakukan kekufuran (yakni, penolakan terhadap Kebenaran) ketika mereka menolaknya (Isa sebagai Al-Masih). Para pengikut Nabi Muhammad ﷺ mengikuti Rasulullahnya ﷺ, mereka tidak mengikuti Yesus (Isa) ‘alaihis salam, oleh karena itu ayat ini tidak berlaku bagi mereka. Ayat ini tidak mengatakan bahwa mereka yang mengikuti Muhammad ﷺ, akan diangkat statusnya oleh Allah. Lalu, siapakah mereka, yang akan menjadi pengikut Yesus (Isa), dan siapa yang akan diangkat oleh Allah ke posisi dominasi di dunia yang kemudian akan tetap bertahan hingga di hari kiamat?

إِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَىٰٓ إِنِّى مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَىَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَجَاعِلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوكَ فَوْقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

(Al-Qur’ān, Surah Āli ‘Imrān, 3:55)

Ingatlah! Allah Yang Maha Tinggi berfirman: ‘Wahai Isa! Sesungguhnya Aku akan mengambil jiwamu (yakni, pada saat penyaliban), dan Aku akan mengangkatmu kepada-Ku, dan membersihkanmu dari hadapan orang-orang yang (menolakmu sebagai Al-Masih, dan karenanya) melakukan kekufuran, dan Aku akan mengangkat orang-orang yang mengikutimu lebih tinggi dan dominan di atas orang-orang yang menolakmu (dan mereka akan tetap dalam posisi dominan tersebut) hingga di Hari Kebangkitan. Pada akhirnya, hanya kepada-Ku-lah kamu semua akan kembali, kemudian Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan di antara kamu.”

Karena Al-Qur’ān dengan sangat jelas menyatakan dalam ayat di atas bahwa orang-orang yang mengikuti Yesus (Isa) ‘alaihis salam, suatu hari nanti akan diangkat oleh Allah ke posisi dominan di atas mereka yang menolaknya – dan ketika itu terjadi, mereka akan tetap berada dalam posisi dominan tersebut hingga di hari kiamat – maka kita harus mengenali para pengikut Yesus (Isa) ‘alayhis salam yang akan mendominasi dunia di Akhir Zaman.

Seorang pengikut Nabi Muhammad ﷺ tidak bisa sekaligus menjadi pengikut Yesus (Isa) ‘alaihis salam. Sebagai contoh, seorang pengikut Nabi Muhammad ﷺ melaksanakan salat ke arah Ka’bah di Mekah, sementara seorang pengikut Yesus (Isa) melaksanakan salat ke arah Yerusalem. Al-Qur’ān telah melarang masing-masing dari kedua komunitas tersebut untuk melaksanakan salat ke arah selain dari arah kiblat mereka:

وَمَآ أَنتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا بَعْضُهُم بِتَابِعٍ قِبْلَةَ  بَعْضٍ   

 (Al-Qur’ān, Surah Al-Baqarah, 2:145)

.   .   . dan janganlah kamu mengikuti arah salat mereka, dan janganlah seorang pun di antara kamu mengikuti arah salat yang lain.   .   .

Al-Qur’ān juga telah menyatakan bahwa pengikut Yesus (Isa) ‘alaihis salam akan memperingati Perjamuan Terakhir di akhir zaman:

قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً  مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً  مِّنكَ وَٱرْزُقْنَا وَ أَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

   (Al-Qur’ān, Surah Al-Ma’idah, 5:114)

Yesus (Isa), putra Mariam berdoa: ‘Ya Allah, Tuhan kami! Limpahkanlah kepada kami sebuah jamuan dari langit yang akan menjadi perayaan yang selalu berulang bagi kami – baik yang pertama maupun yang terakhir dari kami – dan yang akan menjadi pertanda dari-Mu. Dan cukupkanlah rezeki kami, karena Engkaulah sebaik- baiknya Pemberi rezeki!

Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya tidak pernah memperingati Perjamuan Terakhir.

Pengikut Yesus (Isa) ‘alaihis salam yang disebut dalam ayat Al-Qur’ān di atas pasti akan menjadi dominan atas orang-orang Yahudi yang menolak Yesus (Isa) sebagai Al-Masih; dan karenanya mereka akan menjadi orang-orang yang saat ini mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen, namun dalam Al-Qur’ān mereka dijuluki sebagai orang-orang Nasrani.

Namun dunia Yahudi tidak berdiri sendiri di kancah dunia saat ini, melainkan mereka telah menjalin persahabatan dan persekutuan dengan bagian barat dari dunia Kristen yang telah menciptakan peradaban barat modern. Dunia Yahudi yang menolak Al-Masih kini menjadi bagian dari aliansi Zionis-Yahudi-Kristen yang berada di jantung peradaban barat modern; NATO adalah lembaga militer mereka. Oleh karena itu, tidak akan ada dominasi oleh siapa pun atas dunia Yahudi tanpa disertai dominasi atas Barat modern.

Implikasinya adalah bahwa orang-orang Kristen yang mengikuti Yesus (Isa) ‘alaihis salam dan yang tidak termasuk dalam Barat modern, suatu hari nanti akan mendominasi NATO. Para pembaca kami akan dengan mudah mengenali bahwa tidak ada orang lain yang bahkan sedikit pun dapat memenuhi syarat, seperti yang dimiliki oleh Kekristenan Ortodoks Rusia, sebagai orang-orang yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’ān di atas – yang akan diangkat oleh Allah ke posisi dominan atas orang-orang Yahudi, dan dengan demikian atas Barat dan NATO.

Kami telah memberikan bukti dalam artikel sebelumnya bahwa Kekristenan Rusia saat ini adalah Rūm dalam Al-Qur’ān; dan semenjak Allah telah menolong Rūm menjadi pemenang atas musuhnya, Persia, dan akan kembali menjadi pemenang dalam kemenangan kedua Rūm, maka umat Kristen yang akan diangkat oleh Allah ke posisi yang mendominasi dunia tidak mungkin selain Rūm, dan oleh karenanya tidak mungkin selain dunia Kristen Ortodoks yang dipimpin oleh Kristen Ortodoks Rusia.

Kesimpulan kami, yang tidak terbantahkan, adalah bahwa Al-Qur’ān telah menubuatkan bahwa Kristen Ortodoks Rusia akan menjadi kekuatan yang mendominasi dunia di akhir zaman. Kenyataan di lapangan saat ini adalah bahwa Kristen Ortodoks Rusia sedang dalam perjalanan untuk mencapai posisi dominan atas Yahudi Israel dan para sekutunya di NATO.

Kritikus yang menolak pandangan yang diungkapkan di atas tidak bisa menyatakan bahwa kami salah kecuali ia bisa mengidentifikasi orang-orang, selain Kristen Ortodoks Rusia, yang dirujuk Al-Qur’ān dalam ayat di atas, yang akan menjadi dominan atas Barat yang tidak bertuhan dan juga Negara Yahudi Israel.

Kami menyadari bahwa para pengkritik akan segera mengajukan keberatan bahwa orang-orang Kristen Rusia tidak bisa diakui sebagai orang-orang yang mengikuti Yesus (Isa) ‘alaihis salam karena mereka percaya pada dogma ‘Trinitas‘ di mana mereka menyembah Yesus (Isa) sebagai Tuhan, sang Anak! Jawaban atas keberatan ini adalah dengan menegaskan bahwa hanya Allah Yang Maha Tinggi, dan bukan para pengkritik kita, yang akan memutuskan siapakah orang-orang yang mengikut Yesus (Isa). Sudah cukup jelas bahwa Kristen Ortodoks Rusia telah diangkat ke posisi dominasi atas NATO sehingga ISIS bentukan Barat telah dikalahkan di Suriah dan Irak, pemerintah Venezuela tidak pernah tumbang, dan Ukraina sedang mengalami kekalahan dalam perangnya dengan Rusia.

Pengkritik yang berpandangan bahwa orang-orang Kristen tidak dapat diakui sebagai pengikut Yesus (Isa) ‘alaihis salam karena kepercayaan mereka terhadap dogma ‘Trinitas’ dan penyembahan mereka terhadap Yesus (Isa) sebagai Tuhan, sang Anak, juga harus mengingat bahwa ada bukti dalam Al-Qur’ān, dalam Surah Ar-Rūm, bahwa Allah menolong orang-orang Kristen untuk meraih kemenangan, meskipun mereka percaya pada dogma ‘Trinitas’ dan penyembahan mereka terhadap Yesus (Isa) sebagai Tuhan, sang Anak.

Mereka bukanlah orang Kristen dari Barat.

Kami telah menjelaskan rujukan dari Surah Ar-Rūm dalam Al-Qur’ān pada artikel sebelumnya.

Terlepas dari kenyataan bahwa Al-Qur’ān telah mengecam dogma ‘Trinitas‘ dan penyembahan terhadap Yesus (Isa) ‘alaihis salam sebagai Tuhan, sang Anak, dan menyatakan hal tersebut sebagai dosa yang tidak dapat diampuni (lihat Surah An-Nisa’, 4:48), namun Al-Qur’ān mengutip tentang Yesus (Isa) ‘alaihis salam yang menyatakan bahwa Allah dapat, apabila Dia berkenan, mengampuni orang-orang yang menyembah-Nya, yaitu sebagai Tuhan, sang Anak. Hal ini mengindikasikan bahwa ada orang-orang Kristen yang menyembah Yesus (Isa) sebagai Tuhan, sang Anak, yang dapat diampuni atas kepercayaan mereka terhadap dogma ‘Trinitas‘ dan penyembahan mereka terhadap Yesus (Isa) sebagai Tuhan, sang Anak.

وَإِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ ءَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاس 

ٱتَّخِذُونِى وَأُمِّىَ إِلَـٰهَيْنِ مِن دُونِ ٱللَّهِ قَالَ سُبْحَـٰنَكَ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِى بِحَقٍّ إِن كُنتُ قُلْتُهُۥ فَقَدْ عَلِمْتَهُۥ تَعْلَمُ مَا فِى نَفْسِى وَلَآ أَعْلَمُ مَا فِى نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّـٰمُ ٱلْغُيُوبِ

Dan Ingatlah! Allah telah berfirman: “Wahai Isa putra Mariam! Apakah kamu mengatakan kepada manusia: “Sembahlah aku dan ibuku sebagai tuhan-tuhan selain Allah?” (Isa) menjawab: “Tidak ada batas bagi-Mu dalam kemuliaan-Mu! Tidaklah mungkin bagiku untuk mengatakan apa yang tidak berhak aku [katakan]! Seandainya aku mengatakannya, tentu Engkau akan mengetahuinya! Engkau mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam diriku, sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada di dalam Diri-Mu. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu yang berada di luar jangkauan pandangan makhluk.”

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَآ أَمَرْتَنِى بِهِۦٓ أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَّا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِى كُنتَ أَنتَ ٱلرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَىٰ   كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

Tidak ada yang aku katakan kepada mereka selain dari apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”. Dan aku menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan selama aku berada di tengah-tengah mereka, tetapi ketika Engkau mengambil jiwaku (yakni saat penyaliban), Engkaulah yang menjadi pemelihara bagi mereka, dan Engkaulah yang menjadi saksi atas segala sesuatu. 

إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْلَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ 

ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Jika Engkau menghukum mereka – sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu; dan jika Engkau mengampuni mereka – sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

(Al-Qur’ān, Surah Al-Māidah, 5:116-118) 

Para pengkritik seharusnya bertanya: siapakah orang-orang Kristen yang menyembah Yesus (Isa) ‘alaihis salam sebagai Tuhan, sang Anak, dan tentang siapakah yang dia katakan, “jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana”? Mungkinkah orang-orang Kristen yang menyatakan bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak, yang kemudian memisahkan diri dari Rūm untuk menciptakan peradaban barat modern yang tidak bertuhan, dekaden, dan menindas, atau orang-orang Kristen yang oleh Al-Qur’ān diakui sebagai Rūm, yang dengan tegas bersikeras bahwa Roh Kudus hanya berasal dari Bapa, bukan dari Anak, dan yang telah dijanjikan dua kemenangan melalui pertolongan Ilahi? Para Pengkritik kami harus menjawabnya!

Pengalaman kami yang mana telah melakukan pendekatan dan sosialisasi Al-Qur’ān kepada orang-orang Kristen Ortodoks dengan cara yang sangat berbeda dengan apa yang mereka telah alami selama masa kekaisaran Islam Ottoman, adalah bahwa orang-orang Kristen Ortodoks telah mengarah kepada penerimaan Al-Qur’ān sebagai Firman Allah, meskipun mereka masih tetap menjadi pengikut Yesus (Isa) ’alaihis salam:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَءَامَنُوا۟ بِمَا نُزِّلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَ أَصْلَحَ بَالَهُمْ

(Al-Qur’ān, Surah Muhammad 47:2)

Orang-orang yang telah meraih keimanan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang saleh dan beriman kepada apa yang telah dianugerahkan kepada Muhammad (yakni Al-Qur’ān) – yang merupakan kebenaran dari Tuhan mereka – [akan meraih rahmat Allah:] Dia akan menghapus perbuatan-perbuatan dosa mereka [yang telah lalu] dan akan membuat hati mereka tenteram.

Ada satu artikel kami yang secara khusus menjelaskan tentang seorang Kristen, Raja Negus dari Abyssinia, yang percaya kepada Trinitas dan menyembah Yesus sebagai Tuhan, sang Anak, namun menolak kepercayaan bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak, dan percaya bahwa Al-Qur’ān berasal dari sumber yang sama dengan Injil. Ketika ia meninggal dan berita kematiannya sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ, Beliau ﷺ melaksanakan shalat jenazah untuk Raja Kristen tersebut (secara in absentia).


Allah akan menganugerahkan kekuatan kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus (Isa) ‘alaihis salam sebagai Al-Masih sehingga mereka akan berjaya atas musuh-musuh mereka.

Dalam surah Shaff (yaitu, Barisan), Al-Qur’ān telah mencatat seruan Allah bagi mereka yang akan membantu perjuangan-Nya. Ayat ini kemudian melanjutkan dengan mencatat seruan yang sama dari Isa (Yesus) ‘alaihis salam; oleh karena itu, orang-orang yang diserukan oleh ayat ini haruslah para pengikut Yesus (Isa). Berikut ini adalah teks dari ayat tersebut:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوٓا۟ أَنصَارَ ٱللَّهِ كَمَا قَالَ  عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّـۧنَ مَنْ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ  قَالَ ٱلْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ فَـَٔامَنَت طَّآئِفَةٌ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَكَفَرَت طَّآئِفَةٌ فَأَيَّدْنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟  عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا۟ ظَـٰهِرِينَ

(Al-Qur’ān, Surah Al-Saff, 61:14)

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah penolong-penolong (di jalan Allah) – sebagaimana Isa putra Mariam berkata kepada murid-muridnya yang berjubah putih: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku di jalan Allah?” – kemudian (para murid) yang berjubah putih itu menjawab: “Kami akan menjadi penolong-penolong (mu) di jalan Allah!” 

Sebagian orang Israel tetap percaya kepada Yesus (Isa) ‘alaihis salam sebagai Al-Masih, sementara sebagian yang lain menolaknya dan melakukan penistaan. Kami kemudian memberi kekuatan dan kemampuan kepada orang-orang Israel yang percaya kepada Yesus (Isa) sehingga mereka dapat berjaya, dan akan terus berjaya, atas musuh-musuh mereka.

Al-Qur’ān telah menyatakan di atas bahwa orang-orang Israel yang percaya kepada Yesus sebagai Al-Masih, dan yang menanggapi seruannya untuk menjadi penolong di jalan Allah, akan diberkahi kekuatan oleh Allah sehingga mereka akan berjaya atas musuh-musuh mereka (yang menolak Al-Masih); tersirat dalam ayat ini adalah bahwa Allah akan terus menerus menganugerahkan kekuatan kepada mereka sehingga mereka akan terus menerus berjaya atas musuh-musuh mereka.

Orang-orang Israel yang menerima Yesus (Isa) ‘alaihis salam sebagai Al-Masih dan mengikutinya, kemudian disebut Nasārā (yakni, orang-orang yang menjadi penolong Allah). Kini mereka disebut sebagai orang-orang Kristen.

Bahasa Al-Qur’ān dalam menggambarkan orang-orang yang menolak Al-Masih sebagai musuh bagi mereka yang menerima dan percaya kepadanya, membuat kita lebih mudah untuk mengenali kedua kelompok tersebut.

Mereka yang menolak Yesus (Isa) ‘alaihis salam sebagai Al-Masih, dan yang tetap bertahan dalam penolakan tersebut hingga hari ini, adalah orang-orang Yahudi.  Mereka yang menolak Yesus (Isa) sebagai Al-Masih saat ini telah berhasil menjalin persahabatan dan aliansi dengan bagian dunia Kristen yang dikenal sebagai Kekeristenan Barat. Aliansi Zionis Yahudi-Kristen yang terbentuk menjadi kekuatan militer yang dominan di dunia. Mereka menciptakan NATO sebagai lembaga militernya.

Namun Al-Qur’ān telah menyatakan bahwa umat Kristen yang menerima Yesus (Isa) ‘alahis salam sebagai Al-Masih akan mendapat kekuatan dari Allah sehingga mereka akan berjaya atas musuh-musuh mereka, dan dengan demikian juga terhadap NATO. Tidak ada umat Kristen selain Rusia, yang menunjukkan profil seperti yang digambarkan dalam ayat Al-Qur’ān ini; oleh karena itu kesimpulan kami adalah bahwa Al-Qur’ān telah menubuatkan bahwa Kristen Ortodoks Rusia akan mendapatkan kekuatan dari Allah sehingga mereka akan berjaya atas musuh-musuh mereka, dan, dengan demikian, mereka akan dapat menolong Perjuangan Allah.

Jika para pengkritik kami menyatakan bahwa kami salah ketika kami mengidentifikasi Kekristenan Rusia sebagai orang-orang Kristen yang mengikuti Al-Masih dan yang akan mendapat kekuatan dari Allah untuk menjadi dominan atas orang-orang Yahudi dan sekutu-sekutu mereka yang tergabung dalam aliansi militer NATO, dan yang akan membantu Perjuangan Allah di akhir zaman, mereka harus mengidentifikasi orang-orang Kristen, selain Kekristenan Rusia, yang memenuhi syarat untuk status tersebut.


Penjelasan dari “Aku akan mengambil jiwamu”

.    .    . إِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَىٰٓ إِنِّى مُتَوَفِّيكَ

(Al-Qur’ān, Surah Ali ‘Imran, 3:55)

Dan Allah berfirman: Wahai Isa (Yesus), Aku akan mengambil (jiwamu). . .

Dalam ayat tentang penyaliban, Al-Qur’ān menyatakan bahwa Yesus tidak dibunuh dan tidak disalib, melainkan Allah yang membuatnya tampak seperti itu. (Lihat Al-Qur’ān, Surah An-Nisa’, 4; 157). Apa yang Allah telah lakukan untuk membuat seolah-olah Al-Masih telah disalib?

Al-Qur’ān menjelaskan bahwa Allah dapat mengambil jiwa saat tidur (misalnya) dan meskipun jiwa mereka diambil dari tubuh mereka, mereka pasti tidak mati. Hal ini karena Dia menyimpan jiwa yang telah ditetapkan kematiannya dan mengembalikan sisa jiwa lainnya ke tubuh mereka untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Sehingga ada kemungkinan jiwa dapat diambil dari tubuh, namun orang tersebut tidak mengalami kematian. (Surah al-Zumar, 39:42). Karena Al-Qur’ān telah menyatakan dengan tegas bahwa Isa ‘alaihis salam tidak dibunuh dan tidak disalib, tapi Allah membuatnya tampak seperti itu, maka ayat di atas mengindikasikan bahwa Dia mengambil jiwa al-Masih untuk membuatnya tampak seperti disalib, lalu mengembalikan jiwanya ketika tidak ada seorang pun di sekitarnya. Hanya ada satu tempat di mana Allah dapat mengambil jiwa Al-Masih agar terlihat bahwa dia telah disalibkan, yaitu di atas kayu salib.

Orang-orang Muslim dengan pandangan picik yang bersikeras, berdasarkan pada perspektif mereka sendiri dan tanpa bukti yang mendukungnya, bahwa Yesus tidak pernah disalibkan, dan lebih tepatnya seseorang yang mirip dengan Yesus disalibkan sebagai pengganti Yesus, adalah dua hal yang sangat menyesatkan dan juga sangat berbahaya.

Allah kemudian mengangkat Yesus (Isa) ‘alaihis salam – tubuh dan jiwanya – kepada-Nya. Implikasinya adalah bahwa Allah menyelamatkan Al-Masih dari penyaliban dan telah mengangkatnya kepada-Nya. Karena dia tidak mengalami kematian, dan karena Al-Qur’ān telah menyatakan bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian (Surah Āli ‘Imrān, 3:185), maka implikasinya adalah bahwa dia harus diturunkan kembali ke dunia ini untuk kemudian mengalami Maut, atau kematian.

Dan ketika dia kembali ke dunia ini, Negara Israel yang palsu akan lenyap dan digantikan oleh Negara Israel yang suci yang akan menjadi Negara yang berkuasa (adidaya) di dunia.    


Oleh Sheikh Imran Nazar Hosein

Editorial dan penerjemah: Awaluddin Pappaseng Ribittara

Recommended Posts