Metodologi Dalam Mempelajari Al-Qur’an

Metodologi Mempelajari Dajjal Al Masih Palsu, sebelumnya topik buku ini ingin dijadikan bab dalam buku saya tentang Dajjal. Namun saya sadar bahwa terlalu banyak untuk dijadikan sebagai bab, dan karenanya saya harus menghapus materi yang spesifik tentang Dajjal, dan kemudian menerbitkannya semuanya dalam buku terpisah: Sebuah Pengantar Metodologi untuk Mempelajari Al-Qur’an. Saya tidak menyesal memisahkannya karena saya ingin ini menjadi usaha terakhir saya dalam mengajarkan metodologi dasar mempelajari Al-Qur’an. Saya melakukannya tidak lebih dari sekedar menyediakan sebuah pengantar metodologinya. Mereka yang ingin mempelajarinya lebih luas, bisa mencarinya dalam buku-buku yang mengajarkan subjek ini secara komrehensif.

            ‘Pengantar’ pemikir religius dari ulama Islam terkemuka, Maulana Dr. Muhammad Fazlur Rahman Ansari (1914-1974) mengandung informasi dan analisis penting tentang metodologi yang melengkapi buku ini. Para pembaca dianjurkan membaca ‘Pengantar’ tersebut dengan seksama dalam rangka meningkatkan kemampuan tentang subjek buku ini. ‘Pengantar’ tersebut berada dalam Lampiran 1 buku ini. Benar bahwa sebagian besar apa yang dijelaskan dalam ‘Pengantar’ tentang metodologi tersebut berasal darinya, dan seharusnya dia lah yang menulis buku ini. Saya ingin saya memiliki buku pengantar seperti ini dulu pada saat saya masih menjadi muridnya dan saya baru memulai mempelajari Tafsir Al-Qur’an. Andai saja telah dia tulis, saya tidak ragu kalau hal itu akan mendorong saya lebih cepat dan lebih produktif dalam upaya mempelajari Al-Qur’an.

            Allah SWT menyatakan bahwa Dia mengirim Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar mendorong seseorang untuk berpikir (Q.S Yusuf, 12:2), dan karena itu harus mempelajari Kitab tersebut dengan kemampuan rasional. Sebagian besar penerjemah Al-Qur’an mengakui bahwa Al-Qur’an tidak bisa diterjemahkan ke bahasa lain. (Lihat karangan Muhammad Asad yang berjudul: Bisa kah Al-Qur’an diterjemahkan? Diterbitkan oleh Centre Islamique, Geneva. 1964). Sebaliknya, sebagian besar yang bisa dicapai dalam terjemahan adalah sebuah rendering makna dari teks Arab yang menakjubkan. Untuk alasan inilah kami selalu mengutip dalam buku ini, teks Arab yang sesungguhnya dari Al-Qur’an yang telah dijaga keasliannya dan tidak berubah hampir selama 1500 tahun, dan kami menyediakan terjemahan dengan komentar yang cukup jelas (selalu teliti dalam tanda kurung). Kami melakukannya dalam rangka memfasilitasi studi yang tepat dari Al-Qur’an. Referensi kutipan dari Al-Qur’an selalu disediakan dibawah terjemahan teks Arab: pertama nama Surat, kemudian nomor Surat, diikuti dengan nomor ayat; misalnya, (Q.S Al Baqarah, 2:21; Q.S Yusuf, 12:2; dll). Kadang kami hanya mengutip sebagian yang relevan dari ayat panjang Al-Qur’an, karena jika tidak akan meningkatkan halaman buku ini. Para pembaca bisa mengakses seluruh teks Ayat tersebut jika mereka log on di website: www.islamicity.org/quransearch

            Akhirnya, sebagian besar saya menulis buku ini pada bulan Rabil Tsani 1437, ketika kunjungan singkat ke kota Geneva di Swiss, dalam rangka partisipasi seminar ’Persiapan untuk Perang Nuklir.’ Saya berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Food Machinery milik Mushtaq dari Inggris yang memungkinkan saya travel ke Geneva, juga menetap di sana. Saya juga berterima kasih kepada Kamal Ahmad Musa atas karyanya yang cantik dalam mendesign sampul buku ini. Dia berasal dari Tanah Suci (Palestina). Dan terakhir saya berterima kasih atas bantuan dari murid saya tercinta dari Singapura, Hasbullah Bin Hithayathulah Shafi’iy, yang membantu dengan berbagai cara, termasuk memasukkan beberapa Hadits. Semoga Allah merahmati mereka semua atas kebaikannya. Aamiin!

Imran N. Hosein

Geneva

Rabiul Tsani 1437, Februari 2016

Recommended Posts