Problematika dengan Grup Chat di Media Sosial

Apakah grup chat membantu kita mempersiapkan diri menghadapi masa-masa sulit yang sedang kita alami saat ini? Coba perhatikan mengapa grup chat tidak hanya menghambat perkembangan atau progress dari solusi yang seharusnya kita jalankan, tetapi juga membuat kita berhenti di tengah jalan – kebalikan dari tujuan utama mengapa grup chat tersebut dibentuk dari awal. Di akhir tulisan singkat ini, ada latihan sederhana namun praktis yang bisa Anda lakukan untuk mulai melakukan sesuatu yang akan bermanfaat minimal bagi diri Anda dan lingkup kecil Anda.

Seperti kebanyakan orang yang sedang gelisah, Anda mungkin melihat situasi global dan khawatir tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Hal ini akan diperburuk oleh kekhawatiran tentang nubuat akhir zaman saat kita semakin dekat dengan periode akhir sejarah.

Dengan semua hal ini, apa yang biasanya kita lakukan? Kita pun membuat grup chat.

Obrolan grup hijrah.

Obrolan grup komunitas.

Obrolan grup eskatologi.

Terdengar tidak asing bukan?

 

Problematika dengan Grup Chat di Media Sosial.

Ironisnya, ketika kita masuk ke dalam grup chat tertentu karena kita sedang mencari jawaban. Kita berpikir dan berharap bahwa grup chat ini akan membantu kita menemukan solusi, komunitas, dan dukungan baik moril maupun materiil.

Kenyataannya, yang terjadi justru umumnya malah sebaliknya.

Sayangnya, kita sering terjebak dalam grup obrolan, mendiskusikan segala hal mulai dari konspirasi hingga sektarianisme. Mereka menjadi ruang gema tanpa informasi yang praktis atau bermanfaat.

Mereka kebanyakan penuh dengan hal-hal negatif. Entah itu sikap yang mudah menyerah, terus menerus menakut-nakuti dengan membagikan tautan (link) dengan tema yang berulang-ulang, atau argumen yang tak henti-hentinya – semuanya negatif.

Dan pada fitrahnya, otak manusia tidak dapat bekerja dengan hal-hal negatif.

Ini adalah paralisis klasik oleh para analisis. Kemampuan otak menjadi begitu kewalahan dengan informasi yang berlebihan dan bertubi tubi sehingga pada akhirnya Anda tidak dapat melakukan apa pun dan hanya berdiam diri di tempatnya masing-masing, alias tiada pergerakan sama sekali (konstan).

Sudah diketahui bahwa paparan konstan terhadap konten negatif akan menghambat kemampuan (kreativitas) Anda untuk melakukan apa pun. Sedangkan sudah jelas seterang cahaya matahari di siang bolong, bahwa Al Qur’an diturunkan untuk membawa Kabar Gembira dan Berbagai Peringatan (Pelajaran) bagi mereka yang berpikir dan bagi mereka yang mengimaninya.

Sebagai contoh, krisis kesehatan global beberapa waktu yang lalu.

Kita khawatir dengan pembatasan aktifitas yang sangat ketat. Jadi kitapun membagikan dan memposting berita, video, dan artikel tentang betapa buruknya situasi ini. Kita ingin “menyadarkan orang-orang”. Kita ingin berbagi berita atau informasi terbaru yang menggemparkan.

Tapi coba pikirkan sejenak.

Apa gunanya semua hal tersebut? Bukankah kita sudah tahu bahwa semua itu buruk?

Bayangkan Anda menderita kanker. Apa gunanya diingatkan – dengan cara yang baru dan kreatif – bahwa Anda mengidap kanker?

Bayangkan Anda berada di sebuah grup chat tentang Anda yang mengidap kanker. Bayangkan puluhan orang asing di internet berbagi tautan tentang kanker Anda beberapa kali dalam sehari.

Bayangkan mereka berdebat tentang kanker Anda.

Bayangkan mereka membuat grup baru untuk mendiskusikan kanker Anda berdasarkan wilayah. Atau karena seseorang mengklaim “hanya orang yang serius yang boleh bergabung dengan grup kami”. Atau hanya karena seseorang menginginkannya. Dan mereka  orang yang sama dengan semua grup lain yang memposting tautan yang sama dan memiliki argumen yang sama.

Apakah Anda mengerti? Inilah yang terjadi di semua grup obrolan tentang hijrah, eskatologi atau apa pun yang mereka klaim.

Kita tahu dampak negatif yang akan ditimbulkannya terhadap kondisi mental Anda dan pada gilirannya akan mempengaruhi kesehatan Anda dan cara bepikir Anda.

Sekarang bayangkan grup ini dan para anggotanya mengklaim bahwa ini semua demi membantu Anda.

Anda akan berpikir bahwa mereka gila atau sengaja mencoba membunuh Anda.

Jadi, tanyakan pada diri Anda sendiri: apa bedanya dengan grup chat yang mengaku sebagai solusi akhir zaman namun justru diisi dengan hal-hal negatif yang justru menjadi hambatan bagi pola pikir kita?

 

Beranjak dari Grup Chat

Sekarang, mungkin kita telah menyadari bahwa grup chat tidak hanya gagal mengatasi tantangan besar yang kita hadapi. Mereka pun bahkan menghambat kemajuan (progress) kita.

Solusi nyata untuk tantangan-tantangan yang kita hadapi saat ini dapat ditemukan dengan mengambil langkah-langkah sederhana namun praktis untuk mencapai sebuah kebebasan atau kemandirian.

Bayangkan jika tidak ada pembatasan yang diberlakukan karena krisis kesehatan atau situasi lainnya seperti yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu. Apakah akan baik-baik saja jika kita tetap menggunakan sistem yang ada saat ini (dimana korupsi universal telah merajalela dimana-mana)?

Tentu saja tidak.

Ini bukan hanya tentang bereaksi terhadap situasi tertentu. Ini adalah tentang kebebasan. Kebebasan dari sistem itu sendiri.

Dan terlepas dari apapun tantangannya, solusinya – langkah-langkah untuk mencapai kebebasan sejati – bermuara pada beberapa hal yang sama. Berikut adalah beberapa contohnya:

Mengambil kendali atas rantai pasokan Anda sendiri. Tidak bergantung pada supermarket, apotek, dan perusahaan konsumeris lainnya. Ini berarti menanam makanan Anda sendiri, menanam obat-obatan Anda sendiri, menampung dan memanen air, dan mengumpulkan sumber daya untuk kemandirian.

Menjadi mandiri secara finansial. Memiliki beberapa sumber pendapatan yang berkelanjutan yang tentu saja halal dan thoyyib. Ini tidak terbatas hanya pada uang semata, tetapi juga mencakup apa pun kebtuhan Anda yang biasanya harus Anda beli (miliki) dengan uang – dapatkah Anda menghasilkannya (memproduksinya) sendiri?

Menjadi mandiri secara lokasi. Tidak terbatas pada satu tempat (wilayah) atau bahkan satu negara. Bebas dan cukup fleksibel untuk bergerak jika dan ketika Anda membutuhkannya (berpindah-pindah tempat/ nomadden).

Tidak peduli apapun masalahnya. Solusinya selalu sama, yang tiada lain adalah kemandirian sejati (berdikari kata Pak Soekarno).

Jadi, tidak peduli berapapun tautan (lnik) atau komentar yang dibuat di grup obrolan Anda jika tidak berhasil mencapai salah satu dari tujuan-tujuan ini, untuk apa tautan atau komentar itu ada di sana?

Kita dapat mengatakan bahwa ketika wujud Dajjal telah hadir di dunia, akan ada dua jenis manusia pada saat itu: yaitu mereka yang sekian lama telah mempersiapkan dampak dan konsekuensi dari kedatangan Dajjal dan mereka yang masih sibuk membicarakan dan membahasnya.

 

Sebuah Ajakan untuk Bertindak (Beraksi)

Bagi Anda yang menganggap hal ini serius, harus memulai implementasi ini dimanapun Anda berada. Jika Anda tidak dapat mengendalikan atau memengaruhi salah satu bagian dari kebebasan Anda, maka setidaknya mulailah berusaha di bagian yang lain yang sesuai dengan kemampuan Anda.

Lakukan sedikit demi sedikit setiap hari. Sekecil apa pun, lakukanlah sesuatu.

Efek kumulatif yang akan muncul jika semua orang melakukan hal ini akan sangat meningkatkan pilihan kita.

Jangan fokus pada satu masalah ini. Jangan biarkan hal itu menghambat perkembangan Anda.

Mungkin hal yang paling mendesak yang membuat kita tetap berada di dalam sistem adalah ketergantungan dan kenyamanan kita kita pada sistem untuk mencari nafkah. Entah karena membutuhkan penghasilan atau karena kebutuhan pangan.

Jadi, TOLONG kepada saudara/i yang saya cintai: mulailah berjuang untuk bekerja atau beraktivitas untuk mendapatkan penghasilan dan ketahanan pangan tanpa ketergantungan dari sistem yang sedang berjalan saat ini.

Kita tidak perlu lagi membahas tentang virus, Bill Gates, atau adrenokrom, geopolitik, dan geo ekonomi meski hal tersebut tergolong penting, namun dengan bekal ilmu pengetahuan yang telah ada selama sekian tahun bergelut di ilmu akhir zaman, seharusnya gambaran besar dari berbagai polemik di atas tentu telah dipahami oleh diri kita masing-masing.

Waktu dan usaha itu bisa digunakan untuk belajar menanam sayuran, menanam obat-obatan secara alami, membuat pupuk dan nutrisi tanaman sendiri dari bahan-bahan alami di sekitar kita, mempelajari keterampilan baru seperti membuat arang, mengumpulkan kayu bakar, beternak ayam;kambing; ikan; sapi, dll, …. apa saja yang bisa mengarahkan kita terhadap kemandirian sejati dalam aktivitas kita sehari-hari.

Karena setiap kali Anda memposting sesuatu yang negatif, yang menghkhawatirkan, yang menakutkan, yang memancing perdebatan, dll, ketahuilah bahwa Anda secara tidak langsung menyebabkan orang lain kehilangan satu hari kemajuan – dan harapan.

 

Latihan Sederhana untuk Memulai

Berikut ini adalah saran sederhana yang dapat dicoba oleh semua orang.

Setiap orang berusaha untuk mendapatkan yang berikut ini:

  • 100 kilogram beras atau 100 kg umbi-umbian,
  • 50 kilogram kacang-kacangan,
  • 100 liter air,
  • Sayur-sayuran dan Buah-buahan,
  • Energi (bahan bakar) terutama untuk kebutuhan dapur terlebih dahulu seperti arang (biochar), kayu bakar, biogas, dll,
  • Tanaman Herbal baik daun dan biji-bijian, dll

Anda tidak harus melakukan dan dapat menghasilkan semuanya sekaligus. Semua butuh tahapan tentunya. Misalnya, lakukan sedikit demi sedikit setiap bulannya. Pertama, tulislah daftar ini. Selanjutnya, bagi daftar tersebut menjadi jumlah yang lebih kecil, seperti 20 kilogram untuk beras. Centang setiap kali Anda mendapatkannya.

Latihan sederhana ini akan memberi Anda beberapa manfaat:

  • Perlahan-lahan meningkatkan kemandirian Anda.
  • Langkah pertama menuju persiapan.
  • Belajar membuat dan mengelola anggaran.
  • Pelajari penyimpanan dan pengawetan makanan.
  • Mempelajari resep-resep yang hemat namun tetap sehat.

Ketenangan pikiran karena mengetahui bahwa Anda memiliki sesuatu yang tersimpan, betapapun kecilnya.
Ketenangan pikiran yang Anda dapatkan dari hal ini sangatlah DAHSYAT. Kita tidak bisa meremehkan betapa bermanfaatnya latihan-latihan seperti ini.

Latihan seperti ini dirancang untuk memberi Anda kemenangan kecil yang dapat Anda gunakan untuk membangun kemajuan Anda. Hanya dengan mengetahui bahwa Anda memiliki sesuatu yang aman, baik dan benar, akan meningkatkan kepercayaan diri Anda dan membuat Anda ingin berbuat lebih banyak. Anda akan menyadari bahwa langkah menuju kemandirian itu mudah, memberdayakan, dan menyenangkan hati.

Anda tidak perlu memiliki lahan yang luas untuk memulai itu semua, bisa dimulai di halaman rumah anda sendiri, dari sumber daya yang ada di lingkungan sekitar Anda. Adapun bagi Anda yang sudah berniat untuk hijrah ke kampung atau pedesaan, ketahuilah bahwa realitas dari fenomena zaman modern juga telah sampai pada titik krusial di kehidupan kampung atau pedesaan, dimana anak-anak muda (remaja) desanya sedemikian rupa telah kehilangan minatnya dalam aktivitas bertani, beternak, dll, dan mereka pun telah berbondong-bondong untuk hidup (mengadu nasibnya) di kota besar,  sehingga orang-orang tua mereka menjadi kewalahan dan sebagai akibatnya banyak lahan yang tertidur atau tidak dapat dikelola sama sekali karena kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni, dan yang mempunya gairah atau hasrat atau passion dalam dunia mengolah tanah. Ini bisa jadi peluang kesempatan bagi Anda untuk menemukan orang-orang desa (kampung) tersebut dengan menawarkan kerjasama yang baik dan benar tentunya. Ketahuilah, bahwa segala hal yang Anda lakukan ketika niatnya karena Allah sebagai bentuk pengabdian dan pengorbanan totalitas Anda kepada Allah, maka tentu saja Allah akan memberikan berkah-Nya berupa berbagai kemudahan dalam proses perjalanan Anda mewujudkan niat Anda.

Semua hal ini harus dilakukan pada tingkat individu. Anda tidak perlu dan TIDAK HARUS menunggu terbentuknya kelompok atau komunitas atau jamaah untuk melakukan hal ini. Anda dapat memulainya dari diri Anda sendiri dan di lingkup terkecil Anda sendiri.

Ada alasan mengapa begitu banyak kaum non-Muslim dapat membuat komunitas persiapan dengan mudah. Itu karena mereka adalah preppers PERTAMA. Preppers yang mapan, kompeten, dan percaya diri kemudian berkumpul dan membentuk komunitas. Para preppers yang telah berubah dan telah berkumpul menjadi sebuah komunitas preppers.

Selama ini, kami mencoba melakukan hal yang sebaliknya: yaitu membentuk komunitas terlebih dahulu baru kami akan bersiap. Sayangnya hal ini jauh dari apa yang diharapkan. Kami pikir grup chat itu adalah komunitas, namun sayangnya hanya sebuah tong kosong namun nyaring bunyinya.

Dapatkah Anda melihat mengapa kita masih gagal?

Jangan melihat apa yang telah dicapai orang lain dan mencoba menirunya. Lihatlah di mana mereka memulai dan ikuti atau teladani mereka.

Apa saja pengalaman Anda yang dapat Anda pahami dan menjadi sebuah pembelajaran bagi diri Anda sendiri dalam Grup Chat?

 

Menjadikan Al-Qur’an sebagai Kekasih Hati

Tentu saja ada satu hal yang paling penting dan sangat krusial di masa yang penuh tantangan dan fitnah yang kita jalani saat ini. Yaitu kita butuh benteng pertahanan dan perlindungan serta kekuatan yang begitu kokoh dalam mengahadapi segala bentuk jenis tantangan dan fitnah akhir zaman ini. Tiada lain adalah Al-Qur’an. Jangan sampai karena semua kesibukan kita dalam menjalani waktu harian kita, kita lupa bahkan meninggalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari kita. Dimana sebaliknya, justru Al-Qur’an lah yang harus menjadi tumpuan kita dalam beraktivitas sehari-hari. Itulah sebabnya mengapa akhir-akhir ini di umurnya yang semakin menua Sheikh Imran Nazar Hosein terus mengingatkan para murid dan pengikutnya untuk tidak pernah meninggalkan Al-Qur’an, untuk terus berjuang dan belajar dalam memahami Al-Qur’an dengan metode yang benar. Namun bagaimana mungkin kita bisa belajar memahami Al-Qur’an jika membuka dan membacanya pun tidak dilakukan sama sekali? Bukankah semua hal yang ada di dunia ini ada tahapan dan progressnya masing-masing?

Beliau telah membuka jalan bagaimana sebaiknya kita membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar setiap harinya dalam 1 bulan hijriah. Semua itu Beliau tegaskan dan terus perjuangkan karena, Al Qur’an adalah Kalamullah (firman-firman Allah), dan Allah adalah Cahaya dari Alam semesta. Maka tentu saja Al Qur’an adalah jendela dari Cahaya tersebut. Maka bagaimana mungkin kita dapat menemukan Cahaya tersebut jika membuka dan membaca Al-Qur’an pun tidak sama sekali?

Semua punya tahapan atau progressnya masing-masing, jika kita benar-benar niat dengan hati yang tulus bersiumpuh hanya kepada Allah untuk mendapatkan kesempurnaan Cahaya dan Petunjuk yang lurus dari Allah, maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuka dan membacanya setiap hari. Jika kita sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, maka tahapan-tahapan selanjutnya akan datang dengan sendirinya dari Allah sesuai dengan kapabilitas dari pengabdian dan pengorbanan yang telah Anda jalankan dengan niat hanya kepada Allah semata.

Dan ketahuilah, ketika Al Qur’an telah menjadi kekasih hati Anda, maka semua kegalauan, kegundahan, kegelisahan, kekhawatiran, was-was, nafsu, dari berbagai momentum kejadian yang ada di dunia Anda saat ini, peralahan namun pasti akan pupus dan sirna satu per satu. Karena pada dasarnya, Al-Qur’an adalah pembawa Kabar Gembira dan Pelajaran bagi mereka yang meyakininya dan pembawa peringatan-peringatan bagi mereka yang mengingkarinya. Insha Allah…

Tahukah Anda, semakin Anda bergaul dengan Al-Qur’an setiap harinya, waktu Anda akan semakin berkurang dan menipis dengan sendirinya untuk segala hal yang tidak membawa manfaat sama sekali bagi diri Anda seperti hiburan, media sosial, ghibah, warkop, perdebatan dan argumen yang tidak berujung, informasi (berita) yang berulang-ulang dan menimbulkan was-was dalam diri, dll, dll….

 

Diterjemahkan dari Strategic Sunnah

Editorial oleh Awaluddin Pappaseng Ribittara

Print Friendly, PDF & Email

Recommended Posts