Allah SWT, menyatakan dalam Qur’an Surah An Nahl Ayat 89:
“Dan Kami Telah menurunkan kepada kamu sebuah buku yang menjelaskan semua hal (apapun juga), sebuah Panduan, Ampunan, dan Kabar Yang menyenangkan hati umat Muslim.”
Dalam Surah An Nahl, Allah SWT, menyatakan, “Dan Kami telah menurunkan sebuah buku, Al Qur’an, yang turun setelah Taurat, dan juga setelah Injil, kepadamu Muhammad SAW, bahwa Al Qur’an ini akan menjelaskan semua hal, dan oleh karena itu Al Qur’an ini akan menjelaskan akhir jaman (jaman terakhir dalam peradaban manusia), dan dengan Al Qur’an ini kita dapat memahami tanda-tanda dari Allah SWT, seperti papan reklame besar (billboard), yang akan terlihat di akhir jaman. Di Al Qur’an ini ada panduan, bagaimana untuk hidup di semua jaman (di seluruh sejarah manusia), dan khususnya di akhir jaman. Dimana penjelasan dan panduannya mengandung rahmah/ampunan, dari Tuhanmu. Bagi mereka yang memiliki kebijaksaan dan akal sehat untuk menerimanya, menjunjungnya dan menjalankannya-bushra lahum (berita gembira dan kabar yang menyenangkan hati) untuk orang-orang tersebut. Mereka akan mengerti dan memahami, dimana yang lain tidak. Mereka akan berhasil, dimana yang lain tidak.
Latar Belakang
Para sahabat duduk dan berbicara satu sama lain, ketika, Rasul Allah SWT, Muhammad SAW, datang dan bertanya, “Apa yang kalian bicarakan?” Mereka menjawab, “Kami membicarakan akhir jaman”. Beliau menjawab,” Akhir jaman tidak akan terjadi sampai……”- beliau menyebutkan sepulah tanda dimana kita dapat menghitungnya dengan jari tangan;
- Dajjal, Al Masih Palsu
- Yajuj dan Majuj
- Kembalinya anak Maryam, Isa as (Yesus).
- Dukhan- Asap
- Daabatul Ard- Ard/bumi sering disebutkan (dalam Qur’an), dalam kontek akhir jaman, yaitu bukan sembarang bumi/tanah, melainkan Tanah Suci (Jerusalem). Makhluk kejam yang muncul diTanah Suci.
- Matahari yang terbit dari Barat
- Tiga kejadian anjloknya tanah, satu Timur
- Satu di Barat,
- Satu di Arabia.
- Api yang keluar di Yaman, yang akan menjadi tempat berkumpul manusia
Dari sepuluh tanda-tanda tersebut, yang paling jelas dan detail terdapat di Qur’an adalah kedatangan kembali, anak Maryam, Nabi Isa (as).
Allah SWT menyatakan di Qur’an Surat ke-31 Al Luqman, ayat 34;
Pengetahuan mengenai jam terakhir (Hari Kiamat) hanya milik Allah SWT,
Ketika Isa as (Yesus) datang kembali, yang merupakan pemenuhan janji Allah SWT, ini adalah peristiwa maha penting di dalam sejarah umat manusia yang belum terjadi. Allah SWT, berjanji kepada Banu Israel, setelah mereka dikeluarkan dari Jerusalem, bahwa Allah SWT, akan mengirimkan seorang Rasul (sebuah janji yang telah Allah SWT, tepati), seorang Al Masih (pintu ampunan-setelah kufur yang dilakukan Bani Israel sebelumnya), akan membawa mereka kemasa kejayaan Sulaiman (as). Sulaiman (as) adalah seorang kepala negara, Negara Islam Israel, yang pada masanya adalah Negara Penguasa Dunia, dimana Sulaiman (as) memerintah dunia dari Jerusalem. Demikianlah masa kejayaannya, dan Al Masih akan mengembalikan masa itu. Ketika Allah SWT mengirimkan Al Masih, mereka kufur dan mendustakannya. Mereka mengatakan bahwa Isa (as) adalah anak haram, dan mereka kemudian dengan sombong dan lantang mengatakan telah membunuhnya di tiang salib.
Allah, Maha Tinggi, menyatakan di Qur’an Sura An Nisa, ayat 157;
Mereka berkata (dengan lantang dan sombong), “Kami membunuh Al Masih, Isa anak Maryam, Rasul Allah”
Apa yang mereka tidak tahu adalah bahwa Allah SWT, membuatnya seperti mereka telah membunuhnya. Allah SWT, telah mengangkat Isa (as) ke sisiNya. Isa (as) akan kembali, dan ketika ia kembali, ini adalah salah satu peristiwa yang merupakan tanda besar dari akhir jaman. Nabi Muhammad (saw) memberitahu kita bahwa Allah SWT, akan mengirimkan seseorang, yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, dari Allah SWT, yang akan meniru sebagai Al Masih, dan menipu Banu Israel. Seseorang itu dikenal sebagai Dajjal, Al Masih Palsu, Al Masihud Dajjal.
Untuk berhasil menyelesaikan misinya, maka Dajjal akan;
- Membebaskan Jerusalem dari kekuasan non Yahudi.
- Membawa Banu Israel ke Jerusalem dari manapun mereka berasal.
- Mendirikan Negara Israel.
- Dia harus menjadikan Negara Israel, negara yang memerintah dunia. Sebuah peristiwa yang akan terjadi di masa depan yang dekat.
Ketika peristiwa nomor 4 ini terjadi, maka Dajjal telah menyelesaikan misinya sehingga Banu Israel menjadi yakin bahwa saat inilah saat kejayaan Israel (seperti saat Sulaiman (as)). Oleh karena itu, Dajjal akan melakukannya dengan jalan penipuan (tipu daya). Inilah mengapa Dajjal memiliki gelar PhD (S3) dalam hal penipuan. Dengan penipuan yang dilakukannya maka umat manusia tidak merasa ketika mereka meninggalkan Islam, bahkan merasa bahwa mereka adalah sebaik-baiknya umat Muslim dari seluruh jaman!
Rasulullah (saw) menjelaskan bahwa cara-cara strategi Dajjal dalam mencapai tujuan ini adalah dengan memperbudak seluruh umat manusia sedemikian sehingga, seluruh umat manusia di dunia ini akan dipimpin oleh satu orang. Metode perbudakan manusia adalah melalui perbudakan ekonomi yang dicapai dengan mengaplikasikan riba ke dalam sistem perekonomian dunia.
Rasulullah (saw), menjelaskan bahwa di akhir jaman, riba akan menguasai perekonomian di seluruh dunia. Di jaman Dajjal, cuaca juga akan dikuasai dan dikontrol Dajjal. Dia akan menghentikan hujan turun ke bumi, bukan karena dia menemukan metodologi baru dibidang klimatologi, namun karena sesuatu yang disebut asap (dukhan). Pencemaran lingkungan dan polusi yang menyebabkan perubahan cuaca. Rasulullah (saw) juga menjelaskan bahwa golongan terkahir yang dapat keluar dari pengaruh Dajjal adalah wanita, sehingga laki-laki akan mengikat istrinya, saudara wanita, dan anak wanitanya di rumah agar selamat dari pengaruh Dajjal. Dajjal membawa agama setan yang disebut materialisme, sehingga wanita adalah pihak yang mudah masuk ke dalam perangkap Dajjal. Namun kini pertahanan laki-laki terhadap materialisme juga sudah hancur, kondisi mereka sama seperti wanita, mudah terpengaruh dengan materialisme. Hal ini dikonfirmasi dengan munculnya faham metroseksual.
Wanita diseluruh dunia akan dilanda wabah yang menjadi filosofi dimana wanita melalui Revolusi Feminisme atau Persamaan Gender. Ketika anda melihat Persamaan Gender sudah merasuki wanita, anda hidup di Jaman Dajjal, dan sesaat lagi akan tahapan terakhir dari strategi Dajjal!
Wahyu Terakhir dan Riba
Rasulullah (saw) baru saja menyelesaikan Haji. Haji pertama dan terakhir yang dilakukannya. Beliau memberikan Khutbatul Wada atau Khutbah Terakhir (perpisahan), dan wahyu Allah SWT, turun kepadanya:
Al Quran, Al Maidah, 5:3,
Hari ini Aku sempurnakan agamamu
‘Aku telah menyelesaikan tugasku, oleh karenanya Agama ini telah sempurna’.
Itulah mengapa kita menyangka bahwa inilah akhir dari tugas Rasulullah (saw) di bumi, Tidak! Rasulullah, Muhammad (saw) kembali lagi ke Medinah (setelah Haji Wada beliau tidak tinggal dan bermukim di Mekah), dengan sisa hidup selama 81 hari. Di Medinah dua peristiwa penting terjadi. Yang pertama adalah, turunnya satu wahyu lagi dari Allah SWT, kepada Muhammad (saw). Berdasarkan kesaksian Abdullah bin Abbas (ra), yang tercatat di dalam Sahih Bukhari. Ayat terakhir yang diturunkan Allah SWT, itu terdapat di Surat Al Baqarah, ayat 278-81, dimana Allah, SWT, menyatakan pembebasan seluruh umat manusia di dunia ini dari Riba dan bahwa Allah SWT, dan RasulNya Muhammad (saw), menyatakan perang kepada mereka-mereka yang berkolaborasi dalam hal Riba.
Wahai Orang Mukmin! Takutlah kepada Allah SWT, dan serahkanlah Riba yang (masih) ada pada dirimu, jika kamu MEMANG BERIMAN. Jika kamu tidak melakukannya, maka ketahuilah, kamu menyatakan perang terhadap Allah SWT, dan RasulNya.
Mengapa Allah, SWT, menurunkan satu wahyu tambahan setelah wahyu, “Hari ini Aku sempurnakan agamamu, dan menuntaskan pertolonganKu kepadamu”? Jawabannya adalah karena Riba memiliki bahaya yang teramat besar bagi umat manusia di dunia. ARTINYA, jangan acuhkan pembelajaran dan perhatian anda dari topik ini (Riba). Saya pernah tinggal di kota New York, Ibukota Riba Dunia, dimana saya mengajarkan perihal Riba, dan akhirnya saya mengetahui, bahwa saya adalah satu-satunya orang yang mengajarkan topik ini di New York. Ketika saya menjelaskan topik ini, begitu tercengangnya saya untuk mengetahui bahwa sedikit sekali orang-orang yang mengetahui masalah Riba.
Al Ihsan
81 hari sebelum perginya Rasulullah (saw) dari dunia ini, beliau terlihat duduk bersama seluruh sahabat di Masjid Kuba, ketika suatu peristiwa yang tidak dapat dilupakan, dramatis, aneh dan misterius terjadi. Laki-laki asing datang dan masuk kedalam Masjid itu, berpakaian serba putih dengan rambut dan jenggot tebal dan hitam. Tidak ada satu orangpun yang mengenalinya, sehingga dia tidak mungkin berasal dari Medinah. Mungkin dia adalah seorang pengembara asing dari luar kota. Di masa itu, orang bepergian dengan menggunakan unta dan kuda melalui padang pasir yang tandus dan luas. Oleh karena itu, pengembara akan di kenali dengan adanya banyak debu di rambut, jenggot dan pakaiannya.
Namun tidak ditemukan debu pada orang asing ini dan dia bukanlah penduduk Medinah, lalu siapakah dia? Orang asing ini masuk begitu saja ke dalam Masjid. Pada saat itu Dar Al Islam sudah menguasai seluruh Arabia, dan Rasulullah (saw) adalah kepala negara untuk seluruh Arabia. Sehingga para sahabat lebih mengetatkan keamanan dan keselamatan Rasulullah (saw) dibandingkan sebelum Islam menguasai Arabia. Orang asing ini kemudian berlalu melewati kerumunan para sahabat, dan berjalan menuju Rasulullah (saw) lalu langsung duduk di hadapan beliau, begitu dekatnya sehingga lututnya bersentuhan dengan lutut Rasulullah (saw). Anehnya, para sahabat duduk membatu tanpa melakukan apa-apa.
Orang asing itu kini telah masuk ke dalam zona berbahaya, dimana dia setiap saat dapat saja mengeluarkan pisau dan membunuh Rasulullah (saw), jika memang dia berniat untuk itu. Semua orang tidak bisa bergerak, sehingga suasana di saat itu menjadi tegang dan tidak dapat dilupakan.
Orang asing itu mulai bertanya kepada Rasulullah (saw), dia bertanya mengenai Dinul Islam! Siapakah orang ini? Dari mana dia mendapatkan hak untuk bertanya semacam itu kepada Rasulullah (saw)? Rasulullah (saw) tunduk kepada orang itu dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkannya. Respon Rasulullah (saw) ini membuat orang menjadi lebih bingung dan suasana menjadi semakin tegang.
Ketika mendapatkan jawaban dari Rasulullah (saw) orang itu bereaksi seperti seorang guru atau atasan yang mengatakan bahwa jawabannya benar. Dan pada akhir jawaban yang kelima dia langsung berdiri dan tanpa basa-basi meninggalkan tempat dengan melewati para sahabat seakan mereka itu angin lalu. Tidak ada satu sahabatpun yang dapat melupakan peristiwa ini. Mereka menanyakan kepada Rasulullah (saw) mengenai identitas orang asing itu dan Beliau menjawab bahwa dia adalah Jibril (as) yang menampakkan dirinya sebagai manusia.
Dia pernah muncul dalam bentuk manusia ketika bertemu dengan Maryam (as), namun tidak ada orang yang melihatnya kecuali Maryam (as), dimana ia mengatakan bahwa Maryam (as) akan mendapatkan seorang putra. Maryam (as) berkata, “Bagaimana mungkin saya akan mempunyai anak jika tidak ada satu orang laki-lakipun yang pernah menyentuhku?” Namun pada peristiwa kali ini semua orang dapat melihatnya. Mengapa Allah SWT melakukan hal ini? Pasti ada alasan yang kuat mengapa Allah SWT mengirimkan malaikatnya dengan cara yang sangat dramatis dan tidak dapat dilupakan ini? Pasti ada latar belakang yang sangat penting terhadap lima pertanyaan dan lima jawaban tadi.
Karena kedatangannya terjadi pada saat akhir dari masa kehidupan Rasulullah Muhammad (saw), mungkin ada hubungannya dengan tantangan-tantangan di dalam kehidupan Muslim di akhir jaman, jamannya Dajjal.
- Pertanyaan pertama! Apa itu Islam?
- Pertanyaan kedua! Apa itu Iman?
- Pertanyaan ketiga! Apa itu Al Ihsan?
- Pertanyaan keempat! Kapan hari kiamat terjadi?
- Pertanyaan kelima! Apa tanda-tanda dari hari kiamat?
Seandainya pertanyaan pertama ditanyakan ketika Rasulullah (saw) masih berada di Mekah, sebelum Hijrah, maka jawabannya adalah, ‘Islam adalah pernyataan atau deklarasi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad (saw) adalah utusanNya.’ Namun pertanyaan nomor satu ini ditanyakan setelah datangnya wahyu yang memerintahkan Muslim untuk berpuasa di Bulan Ramadhan; Zakat sebagai pajak wajib setiap Muslim yang dikumpulkan oleh negara (Dar Al Islam); dan juga ditanyakan setelah ‘pembebasan Mekah’ dan setelah Nabi Muhammad (saw) telah melaksanakan Haji. Oleh karena itu, maka jawabannya adalah, “Islam adalah deklarasi bahwa tiada Tuhan selain Allah, SWT, dan Muhammad (saw) adalah utusanNya; melaksanaan Sholat-[jika saya tidak sholat maka saya bukan Muslim]. Allah SWT mengatakan di Surah Ali Imran ayat 102:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah (takutlah) kepada Allah sebenar-benar takwa (dan takut) kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Janganlah mati, kecuali dalam keadaan dan kondisi yang tunduk, taat dan patuh kepada kekuasaan Allah SWT. Bukan pada kekuasaan negara. Islam adalah bahwa Muslim ‘wajib’ puasa di Bulan Ramadhan,-[sehingga jika saya masih punya alasan untuk tidak berpuasa, saya bukanlah Muslim]. Islam adalah kewajiban mengeluarkan Zakat ketika negara menerapkan dan melaksanakannya. Negara dimana ‘Amirul Mukminin’ menjadi pemimpinnya! Negara semacam itu yang mengumpulkan Zakat dan membagikannya. Islam adalah kewajiban melaksanakan Haji jika memang saya memiliki kemampuan untuk melakukannya. Dalam rangka memenuhi kemampuan itu maka saya harus bebas dari hutang dan tidak memiliki kewajiban membayar hutang. Inilah jawaban pertanyaan nomor satu!
Muslim kini dapat memahami, bahwa supaya dirinya memiliki legitimasi sebagai Muslim, dia harus memastikan bahwa kelima hal tadi dapat dipenuhinya. Bahwa untuk dapat melaksanakan Puasa, Zakat dan Haji, masyarakat Muslim harus membebaskan suatu wilayah dari hukum selain hukum Allah SWT, dan mendirikan di wilayah itu, Dar Al Islam, dan menunjuk Amirul Mukminin sebagai pemimpin mereka.
Selama kondisi ini tidak terpenuhi, maka legitimasinya sebagai Muslim tidak bisa diterima. Dan wilayah dimana dia bermukim akan jauh dari berkah dan rahmat, bahwa semua kebaikan yang dilakukannya belum tentu akan diterima dan dihitung di ‘Hari Pengadilan’ nanti, bahwa kewajiban berjihad (Azan; “haiyya ‘alal falah) ditetapkan kepadanya dan setiap Muslim lainnya untuk mendirikan Dar Al Islam di bumi dan membebaskan Mekah dan Kabah dari penguasa selain Kalifatullah, Amirul Mukminin.
Memang untuk alasan apa lagi Allah SWT menyuruh Ibrahim mendirikan Baitullah di tengah-tengah bola bumi?
Kemudian Jibril (as) bertanya, ‘Apa itu Iman?’ Rasulullah (saw) menjawab bahwa Iman adalah bahwa kamu harus memiliki keyakinan. Baik kepada Allah SWT, RasulNya, KitabNya, MalaikatNya, dan Hari Akhir. Namun di dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah mengajari kita bahwa para penghuni gurun Arabia, yaitu Suku Beduin Arab, mereka menyatakannya terlalu tergesa-gesa (Surah 49, Al-Hujarat ayat 14):
Kami Beriman!
Allah SWT, menjawab:
Katakanlah pada mereka, ‘Kalian tidak beriman.’
“Sebaiknya kalian berkata, ‘kami telah masuk Islam!’
‘karena tidak ada Iman di dalam dada kalian’
Sehingga jawaban pertanyaan pertama terletak di mulut, dan kemudian harus dilaksanakan dalam kehidupan seorang Muslim. Pertanyaan nomor dua, jawabannya adalah bahwa Islam yang sudah ada di mulut, harus dan wajib berpindah dan masuk ke dalam hati, karena disitulah tempat Islam berada. Apa yang terjadi ketika keyakinan masuk ke dalam hati?
Pertanyaan ketiga, ‘Apa itu Al-Ihsan?’
Rasulullah (saw) menjawab, ‘Ihsan adalah:
An tahbudallaha ka annaka tara
Bahwa kamu harus menyembah Allah SWT: Bahwa kamu hidup untuk Allah SWT, bagaikan kamu melihatNya.
Tapi, apakah kita dapat melihat Allah SWT? Ketika Musa (as) berada di puncak Gunung Sinai dia berkata kepada Allah SWT, Al Qur’an, Surah Al Araaf 7:143,
Tunjukkan wajahMu, aku ingin melihatmu (dengan mataku)
Allah SWT menjawab:
Tidak mungkin!Kau tidak akan bisa melihatKu! Tidak dengan mata itu!
Sehingga apa maksudnya, bahwa kamu harus menyembah Allah SWT, bagaikan kamu melihatNya?
Para sahabat Rasulullah (saw) bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah! Dapatkah kami melihat Allah SWT pada Hari Akhir nanti, pada Hari Akhir?’ Rasulullah (saw) menjawab, ‘Apakah kamu mempunyai kesulitan ketika melihat matahari di siang hari bolong?’ Mereka berkata, ‘Tidak, kita dapat melihat matahari di siang hari.’ Lalu Rasulullah (saw) bertanya, ‘Apakah kalian mempunyai kesulitan melihat bulan ketika bulan purnama? Mereka menjawab, ‘Tidak!’ Rasulullah (saw) berkata, ‘Begitulah kalian melihat Allah SWT di Hari Akhir.’ (Hari Akhir=Akhir Jaman, 1 hari Allah=ribuan tahun manusia)
Allah SWT berkata, ‘Kau tidak akan dapat melihatKu’ dan Rasulullah (saw) berkata, ‘Kalian dapat melihat Allah SWT’? Apakah penjelasannya? Sekarang kita dapat memahami bahwa tidak ada kontradiksi disini. Artinya adalah, ‘Kau tidak dapat melihatKu dengan mata itu (mata manusia).’
Apakah kita memiliki mata lain selain mata di kepala kita? Al-Qur’an berkata, ‘Ya! Hati dapat melihat.’
Selamat datang di ‘spiritualitas’. Inilah tujuan mengapa anda menjadi Muslim. Apakah kita memiliki mata selain mata kepala kita? Apakah kita dapat mendapatkan ilmu selain dari pengamatan dan observasi eksternal? Universitas di seluruh dunia mengatakan, ‘Tidak! Pengamatan eksternal adalah satu-satunya cara dalam mendapatkan ilmu (berlogika).’ Harvard, Princeton, Yale, MIT, Oxford sepakat dalam hal ini. Apakah mata di kepala kita ini adalah satu-satunya mata untuk melihat dunia? Apakah kuping di kepala kita adalah satu-satunya telinga untuk mendengar suara dunia? Al Qur’an mengatakan, ‘Tidak!’ dan Al Qur’an memberikan kita epistimologi yang berbeda dari apa yang menjadi keyakinan masyarakat tak ber-Tuhan di luar sana, yang menutupi logika mereka dengan mantel yang disebut ‘sekulerisme’. Di Surah Al Hajj Allah SWT menyatakan sebagian besar manusia telah mati hatinya (zombie: mayat berjalan) atau telah mati spiritualitasnya (tidak memiliki spiritualitas). Allah SWT, berkata kepada mereka, Al Qur’an, Al Hajj 22:46:
Tidakkah mereka melakukan perjalanan (memahami apa yang terjadi) di muka bumi?
Sehingga dengan melakukan hal itu hati mereka yang sudah mati dapat hidup kembali
Sekarang dengan hati yang hidup mereka akan dapat mengerti apa yang para intelek tidak mengerti! Apa yang tidak dapat dipahami oleh rasionalitas! Apa yang tidak bisa ditangkap oleh pengawasan dan pemahaman eksternal.
Ketika hati hidup kembali, hati dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat sebelumnya
Kita akan menuju kepada Hadist Rasulullah (saw) sebelum kembali ke ayat tadi,
Yahudi telah tinggal diantara Muslim selama 1300 tahun ketika tidak ada orang lain di dunia ini yang mau menerima mereka. Di Inggris mereka dilarang hidup. Mereka dipersekusi (dikejar-kejar untuk dibunuh) di seluruh dunia. Dunia Islam membuka pintu untuk mereka, dan mereka hidup diantara kita, dengan jaminan keamanan bagi harta benda dan nyawa mereka. Kita mengenali hukum agama mereka, dan kita membantu mereka menegakkan hukum mereka. Ini yang kita lakukan selama 1300 tahun. Setelah semua ini berlalu, kemudian Rasulullah (saw) berkata di sebuah Hadist, terdapat di dalam Sahih Bukhari, dan juga Sahih Muslim, dan merupakan mutafaqun alai, sehingga merupakan Hadist yang kuat [1].
Rasulullah (saw) mengatakan: ‘Kamu pasti akan memerangi Yahudi, dan pasti akan membunuh mereka (kamu akan berhasil dalam perang ini). Pada saat itu batu akan berbicara. ‘Wahai Muslim! Ada Yahudi bersembunyi di belakangku, datang dan bunuhlah dia!’
Ketika batu mulai berbicara, dengan telinga yang mana kita dapat mendengarkan batu bicara? Apakah inilah saat pertama terjadi batu yang dapat berbicara? Tidak! Batu sudah bicara saat Rasulullah (saw) hidup. Mereka (batu) mengatakan salam kepadanya.[2] Dan jika kita ada pada saat itu apakah kita dapat mendengarnya? Tidak! Rasulullah (saw) tidaklah mendengar dengan telinga yang berada di kepalanya. Saat hati mulai hidup, adalah saat iman ada di dalamnya dan tunduk dan patuh pada kekuasaan Allah SWT yang Tertinggi, tidak tunduk dan patuh pada kekuasaan negara yang tertinggi, pada saat itulah hati dapat mendengar. Sehingga kita mengetahui bahwa batu telah bicara saat ini juga. Prediksi Nabi Muhammad (saw) sedang dipenuhi di depan mata kita. Batu-batu di Tanah Suci sudah berbicara (intifadha). Ketika batu telah bicara maka tidak ada satu orangpun yang dapat membuatnya berhenti bicara. Dan nanti, pada akhirnya sebuah balatentara Muslim akan menghancurkan negara Israel; inilah arti dari pernyataan Rasulullah (saw). Sekarang kita kembali ke Surah Hajj, 22:46.
Tidakkah mereka melakukan perjalanan (memahami apa yang terjadi) di muka bumi?
Sehingga dengan melakukan hal itu hati mereka yang sudah mati dapat hidup kembali
Sehingga setelah hati mulai hidup, hati akan mengerti apa yang para intelektual, rasionalitas dan pengamatan eksternal (pengamatan ilmiah) tidak dapat mengerti. Dengan hidupnya hati, mereka dapat mendengar apa-apa yang tadinya tidak dapat didengar.
Sesungguhnya, bukanlah matanya yang buta
Yang buta adalah hatinya, yang ada di dadanya.
Inilah spiritualitas Islam. Dan sayangnya, sudah dilabeli dengan pengertian baru, oleh seseorang, di suatu tempat, di masa yang lalu. Pengertian baru itu adalah Tasawwuf. Saya sangat berharap pengertian baru ini tidak pernah terjadi. Hidup dan tugas saya akan lebih mudah, karena Tasawwuf dan Al Ihsan memiliki penjabaran yang sama. Allah SWT sendiri yang mengemukakannya kepada kita, Al Ihsan, dan seharusnya kita menggunakan pengertian yang diberikan Allah SWT, yang mengatakannya di dalam Al Qur’an, Surah Al Ankabuut, 29:69
Dan bagi mereka yang bertawakkal dan berusaha keras (fi’na) untuk mencapaiKu
Kami akan memandu mereka melalui jalan-jalan dimana mereka akan mencapai Allah SWT
Sesungguhnya Allah SWT bersama mereka yang berusaha keras menjadi Al Ihsan
Sehingga definisi Al Ihsan adalah:
Bahwa kamu menyembah (tunduk dan patuh) kepada Allah SWT, seakan-akan kamu melihatNya dengan mata internalmu.
Ini adalah sebuah peringatan, bahwa anda tidak akan mengerti dan memahami Al Qur’an dan Akhir Jaman jika anda tidak dapat melihat dengan hati anda. Anda tidak akan mengerti dan memahami serangan-serangan yang dilakukan Dajjal. Apa yang Allah SWT katakan terhadap orang-orang yang buta internalnya? Dia memiliki jenggot yang panjang, melakukan shalat tepat waktu, dan tidak pernah main curang dengan istrinya, namun internal buta. Apa yang Allah SWT katakan terhadap orang seperti ini?
Allah SWT mengatakannya di dalam Al Qur’an Surah Al Hajj 7:179,
Kami jadikan mayoritas manusia dan jin menjadi penghuni Neraka:
Mayoritas manusia dan jin akan dimasukkan ke dalam api neraka, karena mereka tidak berhasil melewati ujian di Akhir Jaman.
Mengapa mereka dimasukkan ke api neraka?
Mereka punya mata namun tak melihat. Mereka punya telinga namun tak mendengar. Mereka punya hati namun tak memahami
Mereka adalah orang-orang yang internal (hati)nya buta dan kurang dari mobilisasi spiritual. Apa yang Allah SWT katakan mengenai mereka?
Mereka itu binatang ternak!
Tidak! Mereka bahkan lebih buruk lagi. Mereka lebih tersesat daripada binatang ternak
Mereka benar-benar lalai terhadap Allah SWT.
Untuk tujuan apa kita membutuhkan pandangan internal, sebuah kemampuan untuk mendengar dan memahami? Dalam kata lain, mengapa kita membutuhkan spiritualisme? Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, saya akan menceritakan anda cerita yang lain.
Anda masih ingat Musa (as)? Setelah menyeberangi Laut Merah, Musa (as) dan Banu Israel kini telah berada di Gurun Sinai. Karena belum menetap mereka tidak dapat membangun Masjid sehingga mereka menggunakan tenda yang disebut Tabernakel (Tempat Ibadah Portabel). Musa (as) melakukan Khutbah di Tabernakel itu. Sebuah ceramah yang mengesankan. Seseorang datang kepadanya dan mengatakan, ‘Khutbahmu bagus sekali Musa, engkau pasti orang yang paling pintar di dunia!’ Seharusnya Musa (as) menjawab, ‘Alhamdulillah (segala pujian hanyalah kepada Allah SWT!) Seharusnya Musa (as) mengatakan, ‘Pengetahuanku ini dari Allah SWT! Seharusnya dia mengatakan apa yang ada di Surah Yusuf 12:76,
Diatas orang-orang yang terpelajar, ada Satu yang paling terpelajar.
Dia seharusnya mengenal Allah SWT sebagai sumber dari segala ilmu. Namun dia mengatakannya. Universitas Harvard, Yale, Princeton dan universitas lokal di tempat anda tidak mengenal Allah sebagai sumber ilmu. [Untuk memberikan pelajaran kepada kita] Musa (as) berkata, ‘Ya! Saya memang orang paling pintar di dunia ini.’ Musa (as) mengatakan apa yang dikatakan dari oleh semua lulusan S3, ‘Ya! Saya memang orang paling pintar di dunia.’
Ketika anda melakukan hal ini, anda mensekulerisasi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Anda mengeluarkan Allah SWT, dari proses pembelajaran dan pemahaman. Ketika anda melakukan itu dan tidak mengenali Allah SWT, sebagai sumber dari segala ilmu, Allah SWT, menutup pandangan interrnal anda. Sehingga Musa (as) untuk sementara waktu menjadi buta internal, dan Allah SWT, mengatakan kepadanya, ‘Ada hambaku yang benama Khidr yang lebih pintar dari kamu Musa!’ Musa (as) menjawab, ‘Aku ingin bertemu dengannya.’
Jawaban Allah SWT ada di Surah Al Kahfi. Allah SWT, memberikan Musa (as) arahan untuk berjalan ke arah dimana dua lautan bertemu atau Majmaul Bahrain dan dia akan menemukan Khidr (as). Imam Badawi, ahli tafsir Al Qur’an menterjemahkannya dengan benar, dia mengatakan bahwa dua lautan yang bertemu adalah lautan ilmu yang didapat secara internal atau pandangan intuisi spiritual dan lautan ilmu yang didapat secara eksternal atau pengamatan eksternal/pengamatan ilmiah. Ketika kedua lautan ini bertemu menjadi satu di dalam seorang manusia, seperti di dalam diri guru saya, Maulana Fazlur Rahman Anshari (ra)[keturunan dari sahabat Rasulullah (saw), Al Anshari yang rumahnya di Medinah menjadi tempat tinggal Rasulullah (saw)] dan juga berada di dalam dirinya guru dari guru saya yaitu Maulana Abdul Alim Siddik (ra)[keturunan dari Abu Bakar Siddik (ra)], maka anda akan mendapatkan orang yang terpelajar. Maulana Abdul Alim Siddik (ra) adalah murid dari Maulana Jalaludin Rumi (ra). Mereka adalah satu-satunya orang yang dapat membaca tanda-tanda dari Allah SWT di Akhir Jaman. Lulusan Harvard tidak dapat memahaminya, oleh karena itu, inilah fungsi dari spiritualisme.
Pertanyaan keempat: Kapan jam terakhir (Kiamat) tiba? Rasulullah (saw) menjawab, ‘Orang yang ditanya tidak memiliki pengetahuan mengenai hal ini sama seperti orang orang yang menanyakannya.’ Ini berarti bahwa hal ini bukanlah hal yang harus kita perhatikan karena hanya Allah SWT lah yang mengetahuinya. Ini juga berarti bahwa, mereka yang tidak beriman akan menanggapi hal ini dengan berbeda daripada mereka-mereka yang beriman. Orang-orang yang beriman selalu beranggapan bahwa kiamat itu dekat, sedangkan yang tidak beriman selalu beranggapan bahwa kiamat itu jauh. Sehingga ada psikologi religius di dalam pertanyaan ini, sebuah psikologi religius yang sangat penting. Mindset dan tingkah laku mereka-mereka yang beriman berbeda dengan mereka-mereka yang tidak beriman.
Sekarang kita masuk ke pertanyaan yang kelima. Apa tanda-tanda dari Hari Akhir (Akhir Jaman)? Jawaban pertanyaan ini ada di awal artikel ini. Semua jawaban mengenai hal ini memiliki hubungan dengan Dajjal, sehingga kunjungan Jibril (as), memberikan kita (Muslim) pesan yang sangat penting, bahwa anda tidak akan memahami Dajjal-Mesiah Palsu; bahwa anda tidak akan dapat memahami dunia di jamannya Dajjal-Mesiah Palsu, kecuali dan sampai anda diberkati untuk memiliki penglihatan spiritual. Rasulullah (saw) memberikan dua jawaban; dua tanda dari akhir jaman. Beliau berkata bahwa anda akan menyaksikan penggembala kambing yang telanjang dan bertelanjang kaki [ini berarti orang-orang intelektual yang memiliki pemikiran seperti penggembala kambing yang telanjang dan bertelanjang kaki] berlomba-lomba mendirikan gedung-gedung tinggi – dalam artian orang-orang pintar dan intelektual yang memiliki pemikiran seperti penggembala kambing yang miskin, dimana mereka mengukur keberhasilan dengan ketinggian gedung yang bisa mereka bangun. Seorang tidak memerlukan kepintaran untuk mengetahui bahwa kemajuan itu tidak diukur dengan banyaknya gedung-gedung tinggi yang menghiasi horizon.
(Al Qur’an, Al Hujarat 49:13):
Yang terbaik dari kalian, yang paling mulia diantara kalian, di dalam pandangan Allah SWT, adalah dia yang di dalam hatinya memiliki rasa takut yang paling besar terhadap Allah SWT.
Mungkin ada sekelompok orang yang hidup di rumah-rumah bambu, namun di dalam hati mereka, mereka memiliki rasa takut kepada Allah, kalian, dan teman-teman kalian, yang tinggal di atas gedung-gedung tertinggi di dunia ini, yang menganggap diri kalian maju dan mereka terbelakang, namun kalian tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT di dalam hati kalian, menurut penggaris/ukuran yang digunakan oleh Al-Qur’an, mereka yang tinggal di rumah bambu itu lebih mulia daripada kalian. Penyalahgunaan prinsip-prinsip ekonomi juga terlibat dalam hal ini. Saat kalian membangun proyek gedung pencakar langit ini, mereka yang bekerja untuk kalian, dibayar dengan gaji UMR dan bahkan kurang dari UMR. Apa itu gaji minimum? Gaji minimum adalah bungkus daun pisang yang menutupi perbudakan ekonomi yang datang bersama Riba. Pasar di dalam Islam adalah pasar yang bebas dan adil. Tidak ada harga tetap di dalam pasarnya Muhammad (saw)!
Seorang laki-laki (Yahudi) datang kepada Rasulullah (saw) dan berkata, ‘Wahai utusan Allah, harga-harga melambung tinggi, turunkan harga (tetapkanlah kebijakan pengendalian harga)!’ Rasulullah (saw) menjawab, ‘Tidak!’ Orang itu pergi dan kemudian datang lagi, sampai tiga kali, dan Rasulullah (saw) tetap menjawab, ‘Tidak!’ dan pada kesempatan ketiga beliau menambahkan, ‘Kita bisa berdoa kepada Allah SWT, untuk mengatur (keadaan alam) supaya ketersediaan komoditas meningkat sehingga harga bisa turun.’
Kebijakan pengendalian harga saat ini diterapkan di seluruh dunia untuk komoditas primer dan gaji buruh, sehingga buruh dapat dikenakan gaji minimum. Gaji minimum yang mereka dapat di desain agar mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan primer keluarga mereka, padahal kebutuhan itu Allah SWT ciptakan dengan melimpah. Jawaban yang selalu kita dengar adalah, ‘Kita tidak bisa membayar lebih, kita tidak memiliki uangnya!’ Kalian memiliki uang untuk membuat gedung pencakar langit namun kalian tidak memiliki uang untuk membayar gaji buruh yang adil dengan cara menghapuskan semua kebijakan harga tetap dan menjaga pasar yang bebas dan adil beroperasi. Ketika pasar yang adil dan bebas berjalan, dan gaji buruh turun dengan drastis, maka para buruh atau budak-budak ini dapat melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bahwa ini adalah perbudakan, dan mereka akan beramai-ramai menjatuhkan sistem eksploitatif ini. Ini adalah tanda pertama yang berhubungan dengan Riba.
Tanda yang kedua: ‘Kalian akan melihat pembantu wanita melahirkan anak bagi (menggantikan) majikannya, karena majikan wanitanya tidak dapat melahirkan anak.’ Bagaimana bisa pembantu wanita melahirkan anak bagi majikan wanitanya? Dalam memahami hal ini anda harus memiliki pandangan eksternal yang dipadukan dengan pandangan internal. Bayangkan seluruh umat manusia di bumi ini berada di sebuah kapal pesiar. Karena Riba, minoritas dari umat manusia berada di atas dengan tiket kelas satu yang ‘permanen’ (bagi mereka dan seluruh keturunannya). Inilah yang dilakukan Riba (suatu cara dalam mendesain ekonomi sedemikian sehingga bangsawan dan aristokrat dapat hidup nyaman, kaya dan nikmat secara kekal, abadi dan selamanya-Riba adalah transaksi yang tidak bisa rugi atau untung terus, selamanya). Ketika ekonomi dijalankan dengan Riba, yang kaya akan kaya permanen kaya dan yang miskin akan permanen miskin dalam penjara kemiskinan. Kekayaan tidak lagi berputar di dalam roda ekonomi. Itulah dunia hari ini dengan ekonomi kapitalisnya. Yang kaya kini permanen kaya dan semakin kaya, dan yang miskin kini permanen miskin dan semakin miskin dan sengsara, jumlah mereka terus bertambah secara eksponensial. Inilah Riba.
Salah satu bentuk riba adalah simpan pinjam dengan bunga. Allah SWT mengharamkannya. Rasulullah (saw) mengutuk empat orang yang terlibat dalam riba dan keempatnya sama besar dosanya. Mereka yang memakan Riba – simpan uang, dan dapat bunga. Mereka yang termakan Riba – pinjam uang dengan bunga untuk beli mobil, beli rumah, kuliah atau naik Haji. Mereka yang mencatat transaksi itu dan dua orang saksi.
Kembali ke kapal pesiar tadi, semua manusia ada di kapal itu, dan 10 sampai 15% minoritas berada di kelas satu dengan kenyamanan tak terhingga, seperti berada di surga saja, air minum jernih dan dingin, perawatan kesehatan termahal. ‘Jika kita tidak membawanya ke rumah sakit, dia pasti mati!’ Begitulah kira-kira perawatan kesehatan di Akhir Jaman. Sedangkan mayoritas manusia lainnya berada di bawah geladak, menderita dan sengsara, hidup bersama tikus-tikus, meminum air kotor (air kemasan adalah air kotor yang di daur ulang), makan makanan berkimia dari benih-benih rekayasa ilmiah, minum susu dan makan daging berhormon dari hewan ternak berhormon. Sehingga wanita ini berada disini, di bawah geladak, dari segala macam penilaian yang ada, dia adalah pembantu atau budak wanita. Inilah wanita yang dimaksud oleh Rasulullah (saw). Ibu saya, saudara perempuan saya, dan anak saya ada di bawah geladak itu, karena inilah jaman Riba.
Budak wanita ini berada di bawah geladak, dan di atas, di bagian kelas satu ada hal aneh yang menimpa wanita yang berada disana. Sebuah filosofi feminisme baru telah merasuki dan menguasai mereka. Allah SWT mengajari kita dalam Surah Al Lail 92:1-3 , Allah SWT, berkata:
Allah bersumpah demi malam dan yang apa-apa yang menyelimutinya dengan misterius dan begitu indah.
Allah bersumpah demi siang hari dengan kekuatan cahayanya yang besar
Dengan perumpamaan yang sama, Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan seperti Dia menciptakan malam dan siang
Siang memiliki fungsinya sendiri dan malam juga memiliki fungsinya sendiri. Daya tarik (chemistry) antara siang dan malam akan terjadi jika siang dan malam menjalankan fungsi dan peranan mereka yang berbeda satu sama lain. Sebuah daya tarik menarik yang sangat kuat! Ketika siang mendekati malam anda akan melihat daya tarik itu pada warna langit saat matahari terbenam. Matahari bergerak menggelinding ke dalam pelukan malam. Seakan-akan tidak sabar dan berlari kencang mengejar malam. Dan ketika waktu telah habis bagi siang yang telah melewati malam hari bersama malam (matahari berada di balik bumi), maka siang kemudian meninggalkan malam pada peristiwa matahari terbit dimana siang mengucapkan selamat tinggal kepada malam. Lihatkah ke angkasa, anda akan menemukan bahwa malam tidak mau ditinggalkan siang, malam menahan siang dan perlahan-lahan siangpun pergi. Sebuah daya tarik yang sangat kuat sekali antara pria dan wanita ketika siang tetap menjadi siang dan malam tetap menjadi malam. Ketika siang melakukan fungsinya sebagai siang dan malam melakukan fungsi sebagai malam, dan jika anda masih belum dapat memahaminya, Allah SWT, menjelaskannya pada ayat selanjutnya.
Kalian memiliki fungsi yang berbeda
Jika anda bermain-main dengan perbedaan fungsi ini, maka anda akan mendapatkan malapetaka. Jamannya Dajjal adalah jaman dimana mereka yang terakhir dapat keluar dari tipuan Dajjal (ilusi) adalah wanita, sedemikian sehingga pria harus mengikat istrinya, saudara wanitanya, dan anak wanitanya di rumah agar tidak terkena cuci otak Dajjal. Memang apa inti dari Revolusi Feminisme atau isu Persamaan Gender? Supaya wanita tidak dibatasi dalam mengambil alih peranan dan fungsi pria, bahwa wanita memiliki kebebasan untuk memiliki peranan dan fungsi dari pria.
Sehingga kini wanita melakukan apa-apa yang dilakukan pria, melakukan fungsi dan peranan yang diciptakan untuk pria di angkatan darat, laut, udara, di perkantoran, dan juga di jalan-jalan sebagai buruh kasar. Apa yang terjadi ketika malam hendak menjadi pagi? Yang pertama, wanita bekerja full time di luar rumah. Tidak selalu di dalam kantor yang kondusif dengan perkawinan. Ketika anda pergi kerja, anda berpakaian menarik dan berdandan agar anda menarik dan dihargai. Ada pria yang memiliki mata yang takut kepada Allah SWT, namun ada juga sebagian dari mereka yang menjadi buaya. Sehingga istri anda digigit buaya di kantor atau anda yang menjadi buaya di kantor dan perceraian menyusul kemudian.
Hati pria dan wanita terluka dan tersakiti saat perceraian terjadi, namun yang menjadi korban utama dalam perceraian adalah anak-anak, hatinya sakit dan hidupnya juga sakit! Jutaan anak-anak Amerika dan Eropa menjadi korban perceraian dan jumlahnya selalu meningkat. Apa yang terjadi dengan anak-anak ini. Mereka tumbuh dan berkembang dengan perilaku yang menjunjung kekerasan sebagai ekspresi apa yang terjadi di dalam hati mereka.
Sehingga anda akan menemukan senjata tajam di sekolah (tawuran dan perploncoan), mereka menggunakan narkoba untuk mengobati rasa sakit yang terlalu berat untuk mereka rasakan. Mereka mengkonsumsi narkoba, dan ketika mereka memasuki masa puber, mereka mencari cinta yang tidak mereka temukan di rumah kepada teman dekatnya. Gadis 14 tahun melakukan dua kali aborsi dan mereka sebut itu kemajuan.
Kembali ke subjek kita, anda akan memahami bagaimana budak wanita melahirkan anak bagi majikan wanitanya. Ketika malam hendak menjadi siang, wanita mengambil alih peranan dan fungsi pria dan mulai berpakaian seperti pria. Dia harus berperilaku seperti pria di kantor, seperti menaikkan volume suaranya, berjalan tegap dan gagah, dan dalam prosesnya dia menghancurkan sifat feminismenya sendiri. Allah SWT, menerangkan feminisme di dalam Al Qur’an. Musa (as) berada di sumur bersama dua orang gadis di Gurun Sinai ketika dia lari dari Mesir karena membunuh prajurit Mesir. Dua orang gadis itu mengambil air di sumur itu dan setelah pulang ayah mereka mengutus salah satu dari mereka untuk mengundang Musa (as) datang ke rumah mereka untuk makan bersama. Allah SWT, menjelaskan bagaimana dia enggan dan sungkan, dan tersipu malu ketika bertemu Musa (as). Gadis ini yang benar-benar sebuah malam yang asli, berjalan menunduk melihat ke tanah dan mengumpulkan segala kekuatan karena hendak bertemu seorang pria. Persamaan gender menghilangkan sifat feminim wanita, menghilangkan rasa sungkan dan malu, menghilangkan perasaan menjaga kehormatan dan tingkah laku.
Apa yang terjadi ketika wanita kehilangan sifat feminimnya? Apa yang terjadi ketika siang tidak tertarik kepada malam? Bukan apa yang akan terjadi tetapi apa yang sudah terjadi saat ini? Siang tidak lagi menikah dengan malam, sehingga homoseksual dan lesbian adalah produk dari Persamaan Gender. Kita kembali lagi kepada subjek kita.
Pembantu wanita dipinjam rahimnya untuk melahirkan bayi majikan wanitanya! Pembantu wanita di bawah dek kapal dan majikan wanita, yang sudah termakan Persamaan Gender di atas dek kapal di kabin kelas satu. Ketika malam berusaha untuk menjadi siang, maka malam menjadi tidak malam pada kenyataannya. Sehingga wanita tidak hanya kehilangan sifat feminimnya namun juga kehilangan kesuburannya. Sehingga dia tidak dapat melahirkan anak. Ketika Persamaan Gender sudah mengakar, tingkat kelahiran menurun drastis (depopulasi). Sehingga pasangan suami istri yang berkarir datang ke klinik kesuburan untuk mendapatkan keturunan, karena sang istri telah kehilangan kesuburannya. Menurunnya populasi manusia terjadi tidak hanya karena Persamaan Gender, alasan lainnya adalah karena pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan berdampak pada pria. Mengapa pria kehilangan rambut dan akhirnya botak? Badan wanita lebih rapuh terhadap pencemaran lingkungan dan polusi, sehingga dampaknya lebih banyak kepada wanita ketimbang kepada pria.
Rasulullah (saw) juga menyebutkan salah satu tanda dari akhir jaman adalah bahwa seorang pria akan menafkahi 50 wanita. Beliau tidak mengatakan bahwa seorang pria akan menikahi 50 wanita. Apakah ada perubahan misterius pada sperma pria? Sehingga jumlah kelahiran bayi laki-laki menurun seiring dikonsumsinya makanan rekayasa genetik (makanan produk dari pabrik) dan banyaknya pencemaran lingkungan sampai nanti akhirnya seorang pria akan menafkahi 50 wanita?
Wanita kaya ini bepergian dengan tiket kelas satu namun dia tidak bisa mengandung sedangkan wanita dengan tiket ekonomi yang berada di bawah dek tidak bisa mengikuti arus Persamaan Gender karena dia terlalu miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi sehingga rahim dia masih subur. Rahimnya kini disewakan dan menjadi pabrik dimana sperma dan ovum pasangan yang menyewanya melalui klinik kesuburan dapat dimasukkan ke dalam rahimnya. Budak wanita ini mengandung anak kelas satu di rahimnya dan selama 9 bulan dia akan diperlakukan seperti putri raja, makan makanan organik kelas satu dan meminum air murni yang bebas kimia, dan tidur di hotel bintang lima. Rasulullah (saw), menjawab pertanyaan Jibril (as) 1400 tahun yang lalu bahwa anak kelas satu dilahirkan oleh ibu kelas ekonomi. Inilah arti dari budak wanita yang melahirkan anak majikannya.
Dajjal adalah dalang dari ekonomi Riba, Revolusi Feminisme atau Persamaan Gender dan pencemaran lingkungan. Kelima pertanyaan tadi mengajak kita untuk menjadi Muslim sebenarnya atau ‘full time Muslim’ dengan penuh ikhlas dan tawakkal.
Hati kini dapat melihat. Pengamatan dari Sistem Moneter Internasional dengan menggunakan penglihatan spiritual (internal) dan digabungkan dengan penglihatan eksternal (ilmu pengetahuan) akan memberitahukan anda, bahwa anda sekarang hidup di akhir jaman. Fungsi spiritualisme adalah bukan untuk dapat melakukan perjalanan metafisika ke dunia lain, atau mengharapkan kekayaan instan di dunia ini, maupun melakukan mukjizat dan hal-hal supranatural lainnya. Tujuan dari spiritualisme adalah memberikan Muslim kemampuan melihat tanda-tanda Allah SWT, di akhir jaman.
Fa illam takun tara
Dan jika kamu tidak dapat melihat Allah
fa innahu yara
Sudah pasti Allah melihatmu!