Islam, Petrodollar dan Setelahnya

Dalam konteks ini, kita harus memastikan bahwa kita menjelaskan isu-isu yang berkaitan dengan ‘uang’ dengan cara yang dapat dipahami dengan mudah oleh berbagai pihak yang sangat malang di seluruh dunia yang hanya mengetahui secuil atau tidak sama sekali tentang subjek ini, dan mereka yang sedang mencari bimbingan dari kita; oleh karena itu, kita harus memastikan kesederhanaan dan kejelasannya, sambil mengurangi penggunaan istilah-istilah teknis. Saya menghindarinya sedemikian rupa sehingga mereka yang membaca artikel ini tidak akan menemukan kata-kata ‘uang fiat’ dalam pemaparan saya.

Namun demikian, kita harus memberikan penjelasan yang memadai tentang istilah ‘Petrodollar’, karena pandangan kami adalah bahwa istilah ini secara simbolis ada dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah Yang Maha Tinggi besertanya) yang menjadi dasar penulisan artikel ini. Kita harus mengungkapkan peran mengejutkan yang telah dan masih berlangsung, dalam menopang sistem moneter yang tidak adil saat ini, serta sistem perbankan internasional yang juga tidak adil. Baik sistem moneter internasional maupun sistem perbankan internasional adalah fenomena yang benar-benar unik dalam sejarah ekonomi dan moneter manusia. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun dalam sejarah yang pernah mengalami ketidakadilan dan penindasan yang unik seperti yang dialami umat manusia sekarang dalam dunia moneter dan perbankan. Ini, mungkin, menjelaskan kejanggalan akan kebodohan yang aneh tentang realitas uang dan perbankan modern.

Pandangan kami adalah bahwa petrodollar memiliki peran yang lebih jahat lagi dalam sistem moneter baru yang akan muncul untuk menggantikan sistem moneter yang ada sekarang, sebagai konsekuensi dari kehancuran dolar AS yang akan segera terjadi tetapi akan dijelaskan lebih lanjut tentang hal tersebut nantinya.

Peran mengerikan yang tidak adil yang telah dimainkan oleh sistem moneter internasional dan sistem perbankan internasional, yang masih berlangsung dalam urusan dunia saat ini, tidak dapat dijelaskan secara memadai jika kita membatasi diri kita pada analisis ekonomi dan moneter semata. Sebaliknya, ada pertanyaan-pertanyaan penting non-ekonomi dan moneter yang juga harus dijawab jika kita ingin memahami subjek ini sepenuhnya. Misalnya, emas dan perak yang selama ini berfungsi dengan suksesnya sebagai mata uang di sepanjang sejarah peradaban kita, sampai peradaban Barat modern muncul dengan agenda untuk membangun dominasinya atas seluruh dunia. Perang agresi Barat kemudian menyebabkan kolonisasi sebagian besar dunia non-Eropa.

  • Apakah karena kebetulan atau memang dirancang bahwa dekolonisasi mengakibatkan seluruh dunia non-Eropa menjadi bagian dari sistem moneter Eropa baru yang misterius dan berbahaya di mana, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, umat manusia dilarang oleh hukum internasional untuk menggunakan emas sebagai uang, dan di mana uang yang memiliki nilai intrinsik digantikan oleh uang yang tidak memiliki nilai intrinsik?
  • Apakah karena kebetulan atau memang dirancang bahwa sistem moneter Eropa yang baru itu mendukung sistem perbankan Eropa yang bersama-sama beroperasi sedemikian rupa sehingga mereka dan klien-klien mereka menjadi semakin kaya raya, sementara seluruh dunia terpenjara dalam kemiskinan dan kemelaratan yang semakin merajalela?
  • Apakah kemiskinan ekonomi itu telah mengarah pada perbudakan politik?
  • Apakah valid atau keliru bahwa perbudakan politik modern senantiasa mengimplikasikan adanya persamaan dengan agenda Zionis?
  • Apakah karena kebetulan atau memang dirancang bahwa Zionis Yahudi Eropa dan Zionis Kristen memiliki kendali yang kuat atas sistem moneter dan perbankan internasional dan menggunakannya untuk keuntungan negara Israel?
  • Apakah karena kebetulan atau memang dirancang bahwa Barat sekuler modern melanjutkan Jihad (dikenal sebagai Perang Salib) yang dilancarkan oleh Kristen Eropa abad pertengahan untuk membebaskan Tanah Suci dari kekuasaan Muslim, sampai akhirnya berhasil dicapai pada tahun 1917? Mengapa orang-orang Kristen non-Eropa menahan diri untuk tidak berpartisipasi dalam Jihad yang seolah-olah Kristen? Mengapa orang-orang Kristen Eropa Barat memerangi saudara-saudara seiman mereka yang beragama Kristen di Timur ketika sedang dalam perjalanan (dalam Jihad Kristen) ke Tanah Suci?
  • Apakah karena kebetulan atau memang dirancang bahwa Barat menjadi pemimpin lahirnya Negara Israel di Tanah Suci sekitar 2000 tahun setelah Israel Suci dihancurkan oleh ketetapan Ilahi, dan orang-orang Yahudi kemudian dibawa kembali (dengan cara apapun) untuk merebut kembali Tanah Suci sebagai milik mereka sendiri sekitar 2000 tahun setelah mereka diusir keluar dari Tanah Suci oleh ketetapan Ilahi? Apakah semua hal di atas terjadi secara tidak sengaja, atau apakah itu merupakan bagian dari rancangan besar yang pada akhirnya akan memungkinkan Israel untuk menguasai dunia? Mengapa Israel ingin menguasai dunia?

Al-Qur’an telah menetapkan bahwa ia menjelaskan segala sesuatu:

“…… Pada suatu hari kelak Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari kalangan mereka sendiri. Dan engkau (juga, wahai Nabi) telah Kami datangkan untuk menjadi saksi atas mereka (yang mungkin telah sampai kepadamu), sebagaimana Kami telah menganugerahkan kepadamu dari tempat yang tinggi, setahap demi setahap, dengan kalam Ilahi ini, untuk menerangkan segala perkara dengan jelas, dan untuk memberikan petunjuk dan rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang telah berserah diri kepada Allah.

(Al-Qur’an, al-Nahl, 16:89)

Buku-buku dan ceramah-ceramah kami tentang Eskatologi Islam – khususnya ‘Yerusalem dalam Al Qur’an‘ dan ‘Dinar Emas dan Dirham Perak – Islam dan Masa Depan Uang‘ – menawarkan jawaban-jawaban yang berasal dari Al Qur’an dan Hadis untuk semua pertanyaan di atas.

Jawaban-jawaban tersebut mengindikasikan bahwa ada dimensi eskatologis dalam masalah dunia kontemporer yang mutlak dibutuhkan untuk pemahaman yang tepat tentang masalah moneter dan perbankan. Inti dari penjelasan tersebut adalah kembalinya Al-Masih yang sejati, Isa putra Maryam ( kedamaian dan berkah Allah Yang Mahatinggi atas mereka berdua) yang akan memerintah dunia dari Yerusalem, dan kedatangan Al-Masih palsu yang akan berusaha, sebelum Ia kembali, untuk meniru Al-Masih yang sejati. Supaya berhasil memerankan Mesias sejati, dia tentunya terlebih dahulu harus:

  • membebaskan Tanah Suci bagi orang Yahudi,
  • membawa orang-orang Yahudi kembali ke Tanah Suci untuk merebutnya kembali sebagai milik mereka,
  • memulihkan Negara Israel di Tanah Suci dan menipu orang-orang Yahudi untuk menyambutnya sebagai Israel Suci, dan
  • menyebabkan Israel palsu itu menjadi Negara penguasa dunia.

Saya mengenali Dajjal, Al-Masih palsu, sebagai aktor yang bertanggung jawab atas semua hal di atas. Sebagai konsekuensi dari Eskatologi Islam kami, kami dapat memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia selama beberapa waktu belakangan ini sebagai persiapan untuk pembentukan pemerintahan global, ekonomi global, dan mata uang global, dll, yang dikendalikan sepenuhnya oleh Zionis.

Eskatologi Islam juga memungkinkan kami untuk mengenali petro-money yang terletak di jantung perjalanan Dajjal al Masih Palsu untuk menguasai dunia.

 

SISTEM MONETER EROPA YANG BARU

Setelah perang dunia pertama dan kedua, sistem moneter Eropa baru secara resmi didirikan pada Konferensi Bretton Woods yang diadakan pada tahun 1944. Kesepakatan dicapai di antara para penguasa dunia barat tentang sistem moneter di mana hanya satu mata uang, dolar AS, yang dapat ditukarkan dengan emas (dengan harga $35 per ons emas). Semua mata uang lain di dunia akan ditentukan nilainya dalam kaitannya dengan dolar AS. Kedua, hanya pemerintah, melalui Bank Sentral mereka, yang dapat menukarkan dolar dengan emas. Orang biasa yang diwajibkan menggunakan mata uang kertas, tidak dapat menukarkan mata uang apa pun dengan emas. Sebuah lembaga yang dikenal sebagai Dana Moneter Internasional (IMF) akan didirikan dan setiap negara anggota IMF akan diminta untuk menyetor ke IMF 25% dari semua cadangan emas yang dimiliki negara tersebut.

Analisis Islam kami tentang perjanjian moneter baru yang aneh ini dapat ditemukan dalam buku kami berjudul ‘Dinar Emas dan Dirham Perak – Islam dan Masa Depan Uang‘. Meskipun pengaturan moneter ini bertentangan, dalam terminologi agama Islam kami, Bid’ah (atau pembaharuan agama) yang setinggi gunung, dan meskipun Nabi yang diberkahi (sallalahu ‘alaihi wa sallam) telah menyatakan bahwa semua Bid’ah mengarah ke neraka, hal itu masih luput, dan terus luput secara misterius, dari perhatian dunia keilmuan Islam, termasuk para pengkritik saya yang persisten, kelompok Salafi Bid’ah yang berwawasan pendek.

Ketetapan-ketetapan ini pada kenyataannya sangatlah rapuh dan memberikan kesan yang salah bahwa sistem moneter yang baru entah bagaimana berlabuh di atas emas. Kenyataannya, emas yang didepositkan ke IMF hanya berfungsi sebagai sarana di mana Negara-negara dapat mencari pinjaman dengan bunga ( yang ditopang oleh sesuatu yang bernilai) dari IMF. Yang lebih penting lagi, selama Negara-negara anggota dengan setia mematuhi persyaratan penyetoran emas tersebut, IMF akan mengetahui sejauh mana cadangan emas dari setiap Negara anggota. Hal ini dijamin lebih lanjut melalui persyaratan bahwa negara-negara anggota harus melaporkan kepada IMF semua penjualan dan pembelian emas.

Mengapa IMF yang dikontrol AS (dan karenanya dikontrol oleh Zionis) begitu tertarik untuk mengetahui kuantitas cadangan emas yang dimiliki oleh semua negara di dunia? Cendekiawan Islam bahkan tidak pernah peduli untuk menanyakan pertanyaan ini.

Apa yang sebenarnya tidak disadari adalah bahwa dolar AS akan tetap dapat ditukarkan dengan emas hanya selama pemerintah AS merasa nyaman untuk menghormati kewajiban hukum untuk melakukannya. Dan yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan lain bahwa jika pemerintah AS juga dapat mengingkari kewajiban hukumnya untuk menebus dolar AS dengan emas di bawah Pasal-Pasal Perjanjian IMF, dengan demikian pemerintah AS pun dapat menolak untuk memulangkan 25% atau lebih emas dunia yang disimpan di AS sesuai dengan persyaratan IMF.

Mari kita berhenti sejenak untuk mengingatkan mereka yang tidak menyadarinya, bahwa pemerintah AS telah meninggalkan kewajiban hukumnya untuk menebus dolar AS dengan emas, dan bahkan menolak untuk diaudit atas kepemilikan emas dari seluruh dunia, yang disimpan di AS.

Betapa aneh dan misteriusnya tentang penggunaan emas sebagai uang yang dilarang dalam Pasal-pasal Perjanjian IMF. Tidak ada penjelasan yang ditawarkan untuk peraturan yang aneh ini. Dengan entengnya, tidak ada seorang pun yang berani meminta penjelasan – bahkan para ulama Islam sekalipun.

Faktor-faktor yang mungkin menjadi alasan pelarangan penggunaan emas sebagai uang adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mencegah kemungkinan bahwa emas yang digunakan sebagai uang dapat mengancam, dan menyebabkan keruntuhan dari sistem moneter uang kertas yang semu;
  2. Untuk memastikan bahwa emas yang dimiliki oleh seluruh dunia, yang tersimpan di Amerika Serikat, tetap tidak akan terusik di wilayah Amerika Serikat sampai tiba saatnya sistem moneter uang kertas runtuh dan dunia kembali ke emas sebagai uang. Pada saat itu larangan hukum penggunaan emas sebagai uang akan dihapus, dan emas yang disimpan di Federal Reserve Bank yang dimiliki dan dikendalikan Zionis di NY, kemudian dapat dipindahkan secara diam-diam dan ilegal ke Israel (proses perpindahan ini pun mungkin sudah terjadi) sehingga kekuasaan Israel atas dunia keuangan tidak akan bisa ditentang dan tidak tertandingi oleh siapapun. Emas yang tersimpan di Amerika Serikat akan tetap tidak terusik karena tidak akan ada alasan bagi Negara anggotanya untuk berusaha mengembalikan emasnya. Apa yang akan mereka lakukan dengan emas mereka, selain menyimpannya sebagai cadangan nilai? Sedang emas tidak bisa digunakan sebagai uang.
  3. Begitu Negara-negara anggota IMF telah mendepositokan 25% cadangan emas mereka dengan IMF (yaitu, dengan AS) dan Negara-negara anggota telah mulai mengambil pinjaman IMF yang dijamin dengan emas itu, maka kemungkinan besar akan dapat mendorong mereka untuk menyimpan lebih banyak lagi cadangan emas mereka di IMF. Jika mereka menahan emas mereka, mereka tidak dapat menggunakannya dengan cara apa pun yang dapat menguntungkan mereka. Sehingga ketentuan Pasal-Pasal Perjanjian ini membuka jalan bagi AS untuk akhirnya dipercayakan dengan tempat penyimpanan sebagian besar cadangan emas dunia.

Sungguh mencengangkan bahwa dunia cendekiawan Islam tidak pernah merespon sejak tahun 1944, bahkan sampai hari ini, terhadap Pasal-Pasal Perjanjian IMF, yang menekankan bahwa Allah Yang Maha Tinggi telah menjadikan penggunaan emas sebagai uang Halal; dan bahwa barangsiapa yang menjadikan Haram apa yang telah Allah jadikan Halal, telah melakukan dosa utama yaitu Syirik. Selain itu, siapa pun yang menerima dan mengikuti tindakan Syirik itu, dirinya sendiri telah melakukan Syirik. (Lihat Qur’an, Surat al-Taubah, 9:31). Oleh karena itu, seluruh sistem moneter yang dikendalikan oleh IMF didasarkan pada Syirik, dan semua umat manusia yang menggunakan sistem moneter IMF juga telah melakukan Syirik.

Dan yang lebih mencengangkan lagi, dunia cendekiawan Islam gagal menyadari bahwa karena ‘uang’ dalam Al-Qur’an dan Sunnah selalu berupa uang yang memiliki nilai intrinsik, maka sungguh merupakan pelanggaran nyata terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, bahwa ‘uang yang memiliki nilai intrinsik’ harus digantikan oleh uang IMF Zionis yang tidak memiliki nilai intrinsik sama sekali.

Selain itu, salah satu fungsi penting IMF adalah memberikan pinjaman dengan bunga kepada negara-negara anggotanya. Pinjaman ini akan diberikan dari dana yang disetorkan ke IMF oleh kontributor utama seperti Amerika Serikat. Emas yang disimpan di IMF juga dapat digunakan untuk mengamankan pinjaman IMF. Dengan demikian, sistem moneter menyediakan setidaknya satu kegunaan untuk emas. Tetapi Allah Yang Maha Tinggi telah melarang uang yang dipinjamkan dengan bunga. Dalam meminjamkan uang dengan bunga, IMF telah menjelma menjadi pemberi pinjaman uang yang diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya (lihat Qur’an, al-Baqarah, 2:279), dan yang, sebagai tambahan, mendapat kutukan dari Nabi Muhammad (sallalahu ‘alahi wa sallam).

Terlepas dari semua hal di atas, anehnya dunia cendekiawan Islam tidak melihat apa-apa, dan tidak melakukan apa pun, untuk memperingatkan umat Islam tentang bahaya besar ini, dan untuk mencegah bergabungnya Muslim dalam IMF. Terlepas dari berbagai Ijazah mereka yang impresif dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, para ulama Islam gagal total ketika Dajjal, sang Mesias palsu, menguji mereka dengan ujian moneter ini.

Bahkan satu-satunya tantangan terhadap sistem moneter internasional baru yang muncul dalam 25 tahun pertama keberadaannya datang dari Perancis, yang terlambat menyadari lemahnya peran emas dalam sistem moneter. Selain kurangnya integritas, sistem moneter baru ini semakin berfungsi dengan cara yang tidak adil sehingga sangat menguntungkan Amerika Serikat, dan Perancis merasa keberatan dengan adanya keuntungan yang ganjal dan tidak adil tersebut.

Prancis mulai melakukan upaya pada awal 1960-an untuk mengembalikan emas ke kedudukan sentral dalam sistem moneter. Di antara hal-hal yang dilakukan Prancis adalah menggunakan penukaran dolar AS untuk emas dengan harga $35 per ons. Perang Vietnam memberi Prancis alasan tambahan untuk mencari perubahan dalam sistem moneter Bretton Woods. Seperti semua negara anggota lainnya, Amerika Serikat harus mendepositokan 25% cadangan emasnya ke IMF. Dengan melakukan hal itu, Amerika Serikat memberikan informasi kepada negara-negara anggota tentang tingkat cadangan emasnya. AS berada di bawah kewajiban hukum untuk menebus dolar AS dengan emas pada harga $35 per ons. Oleh karena itu, adalah ilegal dan tidak bermoral bagi AS untuk menerbitkan lebih banyak kertas dolar AS daripada yang dapat ditebus dengan emas AS. Itulah yang dilakukan pemerintah AS untuk membiayai Perang Vietnam. Prancis menanggapi tindakan ilegal dan tidak bermoral ini dengan menuntut devaluasi dolar AS melalui perubahan harga emas.

Gugatan Perancis terhadap sistem ini akhirnya membuahkan hasil ketika Amerika Serikat yang melemah, dipaksa untuk membiayai Perang Vietnam melalui pencetakan lebih banyak lagi dolar kertas, sehingga tidak dapat lagi menahan tekanan Perancis, dan dipaksa pada bulan Agustus 1971 mengingkari kewajiban hukumnya untuk menukarkan dolarnya dengan emas.

Apakah dunia Islam menggunakan kesempatan yang diberikan oleh runtuhnya sistem moneter Bretton Woods untuk mengartikulasikan konsepsi Islam tentang uang dan sistem moneter? Tidak ada hal seperti itu yang terjadi. Selain publikasi ‘Menuju Sistem Moneter yang Adil’ karya Umar Chapra, dunia cendekiawan Islam tetap diam secara misterius.

Prancis juga tidak mampu mengambil kesempatan yang diberikan oleh runtuhnya Bretton Woods untuk memimpin upaya pembentukan sistem moneter yang baru dan lebih baik. Sebaliknya, hanya dalam waktu dua tahun setelah runtuhnya Bretton Woods, Amerika menarik kelinci keluar dari kantungnya dan mengejutkan dunia, setelah perang Arab-Israel Oktober 1973 dan embargo minyak Arab secara simultan terhadap Amerika Serikat, dengan pembentukan diam-diam sistem moneter petro-dolar yang licik dan mengejutkan.

 

SISTEM MONETER PETRO-DOLAR

Di antara tanda-tanda Hari Akhir yang dinubuatkan oleh Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah Yang Maha Tinggi besertanya) adalah bahwa “sungai Eufrat akan menyingkap segunung emas”. Dia berkata bahwa “orang-orang akan berperang untuk mendapatkan emas itu dan 99 dari setiap 100 orang akan terbunuh. Namun, masing-masing dari mereka berharap menjadi ‘satu’ dari 100 orang yang akan selamat”. Dia melanjutkan dengan memperingatkan bahwa “siapa pun yang berada di sana pada saat itu tidak boleh mengambil emas tersebut”. (Sahih Bukhari).

Sungai Eufrat memang menyingkap segunung emas kurang lebih seratus tahun yang lalu – namun emas itu berwarna hitam, berupa minyak bumi; dan telah terjadi peperangan yang terus-menerus, satu per satu sejak saat itu, untuk memperebutkan emas hitam tersebut. Kami akan menjelaskan sebentar lagi bagaimana petro-dollar muncul ketika ‘lautan minyak’ mulai berfungsi sebagai ‘gunung emas’ dalam bentuk aset atau jaminan yang mendukung sistem moneter petro-dollar yang baru. Namun, dunia tampaknya masih harus mengalami berbagai peperangan untuk memperebutkan ‘gunung emas’ tersebut, di mana 99 dari setiap 100 orang akan terbunuh, yakni, peperangan di mana senjata pemusnah massal (seperti senjata termo-nuklir) akan digunakan yang akan menyebabkan kematian dalam jumlah yang sangat besar. Tidak dapat dipastikan apakah peperangan atas ‘gunung emas’ akan memuncak pada Malhama, atau perang besar, yang dinubuatkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perang besar seperti itu secara substansial akan mengurangi populasi manusia di dunia dan Israel yang kecil kemudian akan menghadapi masalah yang jauh lebih sedikit dalam mengendalikan dunia.

Pandangan kami adalah bahwa kami dilarang mengambil ‘gunung emas’ itu karena akan digunakan sebagai alat perbudakan seluruh umat manusia. Sepanjang kita menggunakannya, pada akhirnya kita akan diperbudak.

 

JALAN MENUJU PETRO-DOLAR

Ada bukti-bukti yang secara kuat menunjukkan bahwa informasi yang terungkap secara terang-terangan mengenai perang Arab-Israel Oktober 1973 menyimpan bukti-bukti bahwa kaum Zionis berhasil menembus pihak Arab sedemikian rupa sehingga mereka mampu mengendalikan perang demi keuntungan mereka. Bahkan pada hari dan waktu dimulainya perang – Youm Kippur – memberikan alasan yang masuk akal yang dapat disajikan kepada publik Israel yang akan menjelaskan secara meyakinkan tentang keberhasilan serangan Arab yang disinyalir sebagai serangan mendadak tersebut. Zionis sudah mengetahui, dan sudah bersiap-siap untuk melakukan boikot terhadap minyak Arab. Bahkan mereka mungkin secara diam-diam mendukungnya. Harga minyak naik 400% dari $3 menjadi $12 dalam waktu setahun setelah dimulainya perang dan boikot terhadap minyak Arab yang secara paralel dilakukan oleh Amerika Serikat.

Kenaikan harga minyak yang spektakuler ini tidak hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan minyak milik Amerika dan Inggris, tetapi juga, dan yang lebih penting lagi, sebagian besar negara-negara pengekspor minyak Arab. Rejeki nomplok dalam pendapatan minyak Arab menciptakan peluang yang secara cerdik dieksploitasi oleh Amerika Serikat untuk berusaha menggantikan sistem moneter yang sampai sekarang didasarkan pada emas, atau secara formal berbasis emas (yaitu, Bretton Woods), dengan sistem moneter baru yang berbasis minyak bumi. Dengan kata lain, Amerika menginginkan minyak bumi berfungsi sebagai emas dalam sistem moneter petro yang baru.

Henry Kissinger, Menteri Luar Negeri Amerika, berhasil melakukan negosiasi dengan Raja Faisal dari Arab Saudi, sebuah perjanjian yang mewajibkan minyak bumi untuk dijual hanya dengan dolar AS. Arab Saudi kemudian membujuk Arab lainnya untuk bergabung dalam perjanjian tersebut. Inilah awal mula lahirnya Petro-dollar.

Raja Saudi tidak mungkin menyadari bahwa dia telah menandatangani penciptaan sistem moneter jahat yang telah dinubuatkan oleh Nabinya sendiri. Sebagai hasil dari perjanjian itu, minyak bumi sekarang berfungsi sebagai emas atas nama dolar AS. Padahal perjanjian itu jelas-jelas haram. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikeras untuk melestarikan pasar yang bebas dan adil. Perjanjian yang mengharuskan minyak bumi dijual hanya dengan dolar AS merupakan pelanggaran terhadap pasar bebas. Dan karena dolar AS tidak bisa lagi ditukarkan dengan emas seharga $35 per ons, perjanjian tersebut juga merupakan pelanggaran terhadap pasar yang adil. AS tidak lagi harus repot-repot mengurusi masalah cadangan emas dengan jumlah dolar AS yang beredar. Harga emas bisa naik ke tak terhingga tanpa menimbulkan ancaman bagi dolar AS. Dengan kata lain, tercipta peluang bagi Federal Reserves Bank AS untuk menciptakan uang sebanyak yang diinginkan – dengan langit sebagai batasnya – dan kemudian memasukkan uang itu ke dalam sistem perbankan. Ketika bank-bank meminjamkan uang itu dengan bunga, maka uang yang baru diciptakan tersebut akan diakui secara hukum sebagai uang yang resmi.

Memang, ketika dunia beralih dari uang kertas ke uang elektronik, bahkan tidak perlu lagi mencetak uang dolar AS. Semua yang harus dilakukan oleh Federal Reserve Bank, dan saat ini sedang dilakukan saat kita berbicara, adalah mengeluarkan cek triliunan dolar ke bank-bank dan dengan demikian meningkatkan kapasitas sistem perbankan yang dikendalikan Zionis yang tujuan akhirnya untuk menguasai dunia atas nama Israel.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Dr Muhammad Mahathir telah menulis surat sebelumnya untuk memberikan pandangannya tentang perkembangan yang sangat berbahaya ini. Inilah yang dikatakannya:

Dunia sedang dibawa untuk ditunggangi oleh negara-negara barat yang besar,” Dr. Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia, 1981 – 2003

  1. Q E II bukanlah Ratu Elizabeth Kedua. Ini adalah istilah yang diciptakan di Barat untuk menggambarkan pencetakan uang untuk membayar utang atau untuk menghidupkan kembali perekonomian. Ini adalah singkatan dari Quantitative Easing No 2.
  2. Ini adalah cara yang luar biasa untuk menghasilkan uang untuk menggantikan uang yang telah hilang dari suatu negara dalam resesi yang disebabkan oleh penyalahgunaan sistem keuangan. Anda hanya cukup mencetak lebih banyak uang.
  3. Sebenarnya saya tidak berpikir mereka benar-benar mencetak uang kertas berjumlah ratusan miliar dolar atau poundsterling untuk menggantikan uang yang telah hilang. Jumlah uang kertas yang dicetak akan sangat besar dan sangat sulit untuk diangkut ke bank-bank yang telah kehilangan uangnya. Akan ada aliran mobil lapis baja dari percetakan ke bank-bank.
  4. Saya menduga apa yang mereka lakukan adalah menerbitkan cek untuk kepentingan bank. Jumlahnya akan dimasukkan ke dalam pembukuan bank-bank.
  5. Jika bank-bank perlu membayar atau meminjamkan uang, lagi-lagi cek akan dikeluarkan atau jumlahnya dikreditkan kepada orang atau entitas dalam pembukuan bank.
  6. Jika orang atau entitas ingin membayar apa pun, lagi-lagi mereka akan menerbitkan cek. Jumlah dalam cek akan dikreditkan ke rekening orang atau entitas yang kemudian berhak mengeluarkan cek untuk pembayaran apa pun.
  7. Tidak ada seorang pun yang akan mendapatkan atau dibayar secara tunai. Jadi apa perlunya mencetak uang dalam bentuk uang kertas. Setiap kali negara-negara ini kehilangan uang, yang perlu mereka lakukan adalah mengeluarkan cek untuk jumlah berapa pun yang mereka butuhkan.
  8. Namun Q E ini adalah hak istimewa bagi negara-negara kaya saja. Ketika Yunani kehilangan uang, Yunani tidak bisa mencetak uang kertas atau mengeluarkan cek untuk membayar hutang. Yunani perlu meminjam uang dari negara-negara Eropa untuk membayar pinjaman. Sekali lagi, tidak ada catatan mata uang yang akan terlibat. Jumlah yang dipinjamkan akan dikreditkan ke Bank Sentral Yunani yang kemudian akan mengeluarkan cek ke bank-bank komersial.
  9. Kami mendengar bahwa bank-bank seperti Goldman Sachs telah pulih dan mampu membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh Federal Reserve Bank. Pemulihan yang cepat adalah dengan meminjam uang Q E dari Fed tanpa bunga atau bunga minimal dan kemudian membeli obligasi Pemerintah. Membeli obligasi Pemerintah sebenarnya meminjamkan uang kepada Pemerintah. Pemerintah harus membayar bunga atas uang yang dipinjam, yang memberikan Goldman Sachs pengembalian yang menguntungkan. Oleh karena itu, Goldman Sachs cepat kembali ke profitabilitas.
  10. Saya bukan ahli keuangan atau moneter, tetapi saya ingin mendengar para ahli mengatakan bahwa apa yang saya gambarkan di sini tidak terjadi.
  11. Dunia ini sedang ditunggangi oleh negara-negara barat yang hebat dengan sistem mereka dalam segala hal. Ini adalah kasus dimana Anda melakukan apa yang saya katakan dan tidak melakukan apa yang saya lakukan. Amerika Serikat dan Inggris seharusnya bangkrut. Untuk memulihkannya, mereka harus menjual semua bank, industri, dan aset-aset mereka lainnya dengan harga jual yang tinggi. Itulah yang terpaksa dilakukan oleh negara-negara Asia setelah para pialang saham memaksa kebanyakan dari mereka nyaris bangkrut. Tetapi negara-negara kuat yang bangkrut di Barat tidak perlu melakukan itu. Mereka melakukan Quantitative Easing, mencetak uang (menerbitkan cek) dan membiayai kembali bank-bank mereka dan industri yang bangkrut. Dan mereka berbicara tentang transparansi dalam praktik bisnis.

Referensi untuk penerbitan cek saat ini diperoleh melalui penekanan tombol komputer dan seni akuntansi yang baik (pembukuan double-entry dari debet dan kredit). Kissinger juga mendapat persetujuan bahwa keuntungan rejeki nomplok yang sekarang akan datang ke negara-negara penghasil minyak Arab dari harga minyak yang terus naik (akibat dari nilai dolar yang terus turun) akan diinvestasikan di bank-bank barat dalam apa yang dikenal orang awam sebagai Deposito Tetap. Mereka akan menginvestasikan petro-dolar mereka dalam obligasi Departemen Keuangan AS misalnya. Dengan demikian petro-dolar akan mengubah mereka menjadi pemberi pinjaman uang dengan bunga.

Saya menduga bahwa quid-pro-quo untuk perjanjian ini adalah perjanjian perlindungan rahasia di mana AS menjamin keamanan Negara Arab Saudi. Kita telah berada pada saat dimana dalam proses sejarah ketika Dajjal akan memasuki tahap ketiga dan terakhir dari misinya. Pada tahap pertama misi Dajjal, dunia mengalami Pax Britanica dan Pound Sterling Inggris sebagai mata uang internasional. Pada tahap kedua, Pax Americana menggantikan Pax Britanica, dan dolar AS menggantikan Pound Sterling Inggris sebagai mata uang internasional. Pandangan kami yang diungkapkan dalam Jerusalem in the Qur’an yang diterbitkan pada tahun 2002, adalah bahwa Pax Judaica akan menggantikan Pax Americana dan bahwa mata uang internasional baru akan menggantikan dolar AS.

Kita tidak tahu apakah mata uang internasional baru itu adalah Shekel Israel, atau apakah para bankir Zionis akan menciptakan nama baru untuk uang elektronik (SDR atau BANCOR). Apapun nama mata uang internasional baru yang akan menggantikan dolar AS, harus jelas bahwa mata uang itu akan didasarkan pada fondasi petro-money yang sama dengan petro-dolar. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa aliansi antara Israel dan negara-negara penghasil minyak Arab – khususnya Arab Saudi. Kita sekarang dapat memahami dengan lebih jelas mengapa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat pernyataan yang tidak menyenangkan mengenai Najd, dimana dari situlah para penguasa Saudi di negara itu muncul. Beliau mengatakan bahwa “dari Najd akan muncul tanduk-tanduk Setan”.

Bahaya terbesar dari semua bahaya yang ditimbulkan oleh sistem moneter petro-money adalah bahwa hal itu memungkinkan sistem perbankan yang dikendalikan Zionis untuk menciptakan uang sebanyak yang mereka inginkan. Tidak ada batasan hukum untuk penciptaan uang, langit adalah batasnya. Kekayaan itu kemudian dapat digunakan untuk memperbudak mereka yang menentang Israel, sambil memperkaya mereka yang mendukung Israel. Sebenarnya banyak orang di dunia saat ini telah hidup di pintu perbudakan itu.

Bangsa Israel beruntung karena mereka tidak perlu bertobat untuk mendapatkan kemurahan Allah Yang Maha Tinggi untuk dapat dibebaskan dari perbudakan Firaun. Sejak saat itu, tidak ada bangsa lain yang mendapatkan nikmat ini dari Allah Yang Maha Tinggi, dan bahkan Nabi kita tercinta (damai dan berkah Allah Yang Maha Tinggi besertanya) harus berjuang untuk memerdekakan sahabat-sahabatnya keluar dari penindasan dan untuk menegakkan Islam. Hanya Allah Yang Maha Tinggi yang tahu berapa lama perbudakan dan ketidakadilan akan berlangsung saat ini, dan berapa harga yang harus kita bayar dalam hal keimanan, kesehatan, kekayaan, dan kehidupan yang harus kita bayar untuk mendapatkan kembali kebebasan di bawah nikmat-Nya.

Kita semestinya bertaubat atas semua pelanggaran nyata terhadap Hukum Allah yang terus menerus terjadi di depan mata kita selama 100 tahun terakhir ini. Kita harus bertaubat atas Bid’ah moneter yang mengerikan (inovasi) yang telah menimpa kita semua. Jika Allah Yang Mahatinggi menerima taubat kita, Dia bisa membebaskan kita dari perbudakan dengan mengutus Imam yang benar, yang akan menyatukan umat ke dalam satu tubuh yang kokoh untuk membebaskan dunia dari penindasan ini.

 

RESPON TERHADAP PETRO-DOLAR

Semenjak Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah Yang Maha Tinggi besertanya) memberikan perintah bahwa “mereka yang hadir pada saat itu tidak boleh menyentuh emas itu”, implikasinya adalah bahwa umat Islam khususnya memiliki kewajiban agama untuk berhenti menggunakan uang kertas, plastik dan uang elektronik saat ini yang palsu, curang dan Haram. Jika mereka tidak melakukannya, Allah Yang Maha Tinggi tidak akan merespon untuk mengubah kondisi mereka yang tidak ada harapan.

Allah Yang Maha Tinggi telah memperingatkan di dalam Al-Qur’an:

لَهُۥ مُعَقِّبَـٰتٌۭ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍۢ سُوٓءًۭا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
(Dia percaya bahwa) dia memiliki bala bantuan – baik yang dapat dilihat olehnya dan yang tersembunyi darinya – yang dapat melindunginya dari apa pun yang Allah mungkin telah kehendaki. (Tapi dia harus tahu bahwa) sesungguhnya Allah tidak mengubah kondisi manusia kecuali mereka mengambil inisiatif, (seraya menerapkan panduan-Nya) untuk mengubah kondisi mereka sendiri; dan ketika Allah menghendaki manusia untuk menderita kejahatan (sebagai konsekuensi dari perbuatan jahat mereka sendiri), tidak ada seorangpun yang dapat menghindarinya: karena mereka tidak memiliki seorangpun yang dapat melindungi mereka dari-Nya.

(Al-Qur’an, Surah al-R’ad, 13:11)

Kami telah menyarankan strategi penolakan terhadap larangan hukum atas penggunaan emas sebagai uang. Namun, mengingat kemungkinan kekerasan Negara dalam menanggapi emas yang digunakan sebagai uang (termasuk koin emas yang disita oleh Negara), dan karena tidak ada larangan hukum penggunaan perak sebagai uang, umat Islam sekarang harus memimpin seluruh dunia dalam menciptakan pasar di mana Dirham perak akan digunakan sebagai alat tukar. Adalah tidak realistis untuk berasumsi bahwa ada kemungkinan untuk mengeluarkan petro-money dari peredaran di dunia Islam. Hampir tidak ada pemerintah yang berani menentang Zionis. Dan para Ulama atau cendekiawan agama Islam sejauh ini menolak untuk menyatakan bahwa uang kertas, plastik dan elektronik yang sekarang digunakan adalah Haram. Akibatnya Dirham perak akan beredar bersama petro-money. Masalah apa yang mungkin kita hadapi ketika koin perak beredar bersama petro-money, dan bagaimana cara mengatasinya? Mungkin tidak ada seorang pun yang telah melakukan lebih banyak penelitian tentang hal ini.

Oleh Imran N. Hosein (30 November 2012)

Terjemahan dan Editorial oleh Awaluddin Pappaseng Ribittara

 

Recommended Posts