Sebagai seorang muslim, tahukah kita, manfaat (benefit) atau mukjizat yang bisa kita raih atau dapatkan ketika kita benar-benar telah menjalankan Al-Qur’an dan Bulan sebagai bentuk sikap diri kita dalam menghargai, menghormati, beradab, dan beretika kepada Al-Qur’an yang tiada lain adalah Sumber Kebenaran yang Multak (absolut) dan merupakan Cahaya di atas Cahaya bagi ruang kalbu yang sedang dilanda nelangsa kegelapan? Tiada lain adalah kebijaksanaan internal (spiritual) diri kita dalam menerima beberapa hal di bawah ini:
- Perluasan cakrawala pengetahuan diri kita yang semakin meluas setahap demi setahap dalam proses mengarungi lautan Majm’aul Bahrain, tanpa harus menghabiskan waktu, tenaga dan modal yang sangat besar untuk meraih gelar sarjana, doktor dan PhD.
- Anugerah terbesar dari Tuhan yang Maha Pemurah berupa Cahaya (Nur) ke dalam kalbu kita sedemikian rupa kita mendapatkan kemampuan untuk melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh logika dan nalar manusia pada umumnya, kita mendapat kemampuan untuk mendengar apa yang tidak bisa didengar oleh kalbu manusia pada umumnya, dan kita mendapatkan kemampuan untuk berkata, berbicara, menulis kalimat-kalimat agung dari Sang Pemilik Pena dan Tinta Sejarah yang sama sekali tidak dapat keluar dari kata-kata atau mulut manusia yang pada umumnya telah membisu dari kebenaran yang mutlak (absolut).
- Was-was, kekhawatiran, ketakutan, kegundahan, kegalauan, akan lika-liku pergolakan kehidupan dunia baik dalam skala makro maupun skala mikro di era teknologi informasi yang eksesif ini, tidak lagi mampu menggoyahkan diri kita dalam kefokusan dan konsistensi diri untuk melakukan perbaikan, melakukan kebajikan, menegakkan dan menjalani kebenaran, dan dalam menanam benih-benih pohon kebaikan dan kebenaran universal dimanapun kita berada, meski kiamat dan kematian yang merupakan takdir atau jodoh yang mutlak telah siap menjemput diri ini di hari esok ataupun di waktu yang tidak lama lagi.
“Maka melalui nuansa tarian jemariku di pagi hari ini, aku pun bersimpuh dan berdoa pada Sang Pemilik Pena dan Tinta Sejarah, sekiranya Dia Yang Maha Agung, mengizinkan Al-Qur’an ini untuk menjadi sahabatku, penjaga dan pelindungku, di sepanjang alur kehidupanku hingga di saat maut menjemputku, di alam kuburku hingga kelak di hari penghakimanku dan hari yang kekal lagi nyata. Insha Allah…”
Wallahu ‘alam.
Dengan cinta,
Awaluddin Pappaseng Ribittara | Fajr-Yaumul Jumuah 04 Jumadil Tsani 1446
(Inspired by Maulana Imran Nazar Hosein)