Kita akan segera menyaksikan apa yang sudah kita perkiraan sebelumnya; yaitu serangan militer Turki ke Suriah untuk menjatuhkan rejim Syria dan menggantikannya, seperti ala Libya kemarin, dengan rezim baru yang akan disebut sebagai ‘rejim Islam’. Dengan cara bagaimana lagi Israel dapat mengklaim bahwa ‘kebangkitan Islam’ kini mengancam keberadaannya, bahwa Israel berada dalam kepungan dan ancaman negara-negara ‘Islam baru’, yang sedemikian sehingga Israel memerlukan serangan pre-emptive atau serangan terlebih dahulu tanpa pemberitahuan agar dapat selamat dari ancaman itu. Dengan cara apalagi Israel dapat menggantikan Amerika Serikat sebagai negara penguasa dunia (superpower), terkecuali ketika dia memenangkan suatu perang besar terhadap seluruh negara-negara tetangganya?
Turki adalah negara pro NATO dan oleh karena itu pro Zionist yang tampaknya sebentar lagi akan melakukan kebodohan dengan menggunakan alasan ditembak jatuhnya pesawat F-4 Phantom Turki oleh militer Suriah sebagai ‘causus bellum’ invasi Turki kepada Suriah. Invasi militer ini bertujuan utama untuk menggantikan rejim Suriah yang berkuasa saat ini.
Keberingasan invasi militer ini akan menjadi tindakan bodoh dengan alasan sebagai berikut:
- Suriah sudah siap dan waspada terhadap campur tangan asing ‘ala Libya’dimana sebelumnya penyusupan-penyusupan pemberontak-pemberontak ‘Muslim’ yang dilakukan Zionist dan NATO telah gagal dalam menguasai Suriah. Dalam segala segi, pesawat tempur Turki yang melanggar wilayah kedaulatan udara Suriah tidak dapat dianggap sebagai sebuah penerbangan yang tidak disengaja.
- Jika Rusia dan China merespon permasalahan ini dengan ikut campur tangan di pihak Suriah, maka hal ini akan menyulut ‘Malhama’, yaitu perang besar yang telah dinubuahkan Rasulullah (saw). Sebuah Malhama yang akan membuat PD1 dan PD2 menjadi seperti pertikaian anak Taman Kanak-Kanak.
- Pemerintah Turki juga harus ingat bahwa akibat dari Malhama ini adalah penguasaan Konstantinopel (Istanbul) oleh Muslim Beriman, hal yang akan menyadarkan Muslim Turki bahwa penguasaan Konstantinopel di Tahun 1453 oleh Sultan Muhammad Fatih bukanlah pemenuhan nubuah Rasulullah (saw) ini. Muslim Turki akan mempersiapkan diri mereka untuk mengkhianati pemerintah Turki, yang sekarang memerintah mereka atas nama Zionist Israel, dan memenuhi takdir nubuah mereka. “Allah SWT memuji-muji Tentara Muslim dan pemimpinnya (yang menguasai Konstantinopel),” Muhammad (saw).
- Sehingga invasi militer Turki terhadap Suriah akan berdampak timbulnya perang saudara di Turki yang akan membebaskan Kota Konstantinopel dari cengkeraman Zionist NATO (NATO adalah The Knight Templars).
- Karena Rusia akan ikut campur tangan di pihak Suriah, invasi militer Turki terhadap Suriah akan memenuhi nubuah Rasulullah (saw) yang lain, yaitu; “bahwa kalian (Muslim), akan membuat persekutuan dengan Rum (baca; ‘ruum’ bukan ‘rom’). Rum di dalam Al-Qur’an merujuk kepada Imperium Bizantium Nasrani Timur. Namun ketika Konstantinopel ditaklukan di Tahun 1453, ibukota Imperium Rum berpindah ke Moscow, hal ini disebutkan dalam terminologi sejarah dan politik dunia sebagai ‘Moscow, Roma Ketiga’.
Pernyataan ini kami keluarkan untuk memandu Muslim agar mereka tidak terkena cuci otak oleh propaganda ‘Jihad Zionist’ yang dilakukan oleh Islam Protestan, dimana gempuran propaganda-propaganda media (majalah, tabloid, buklet, media elektronik sebagai Al-Furqan) di bawah pimpinan CNN/Al-Jazeera yang akan segera menyerang seluruh umat manusia dalam perihal (aneksasi Suriah) ini.
*Imran N. Hosein – 8 Sha’ban 1433, 28 Juni 2012