Yankee Jihad dan Suriah Saat Ini

Assalamu ‘alaykum. Berikut di bawah ini adalah beberapa komentar tentang momen yang telah terjadi di Suriah yang sedang mengguncang dunia beberapa hari yang lalu dari sudut pandang Eskatologi Islam.

Komentar pertama di bawah ini oleh Maulana Imran Nazar Hosein berupa sebuah surat yang ditujukan pada salah satu media di negara asalnya, Trinidad Tobago.


 

Sangat mengherankan bahwa meskipun editorial Anda menulis, ‘Babak baru Suriah’, (Newsday 11 Desember 2024) dengan tepat mengomentari bahwa Barat, dan juga banyak pihak lainnya, mengakui pasukan pemberontak yang menggulingkan pemerintah Suriah sebagai teroris, namun memilih untuk tidak menyebutkan bahwa Baratlah, bersama dengan Israel, Turki dan Arab Saudi, yang mempersenjatai dan mendanai para teroris itu. Mereka menari bersama teroris, sementara mereka mengecam terorisme!

Editorial tersebut memilih untuk mengabaikan apa yang seharusnya sudah jelas, bahwa baratlah yang memberikan lampu hijau untuk melancarkan serangan ke Suriah selama jendela kesempatan masih ada sebelum Trump mengambil alih kekuasaan di AS. Bahkan, Presiden AS, Biden, secara terbuka mengklaim pujian atas kejatuhan rezim Suriah. Israel (Netanyahu) juga melakukan hal yang sama, dan Turki pun tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.

Editorial tersebut juga memilih untuk mengabaikan gambaran yang lebih besar bahwa rencana Barat untuk menyerang Suriah telah dirancang untuk memprovokasi Rusia dan Iran agar melakukan intervensi dalam konflik tersebut untuk menyelamatkan sekutu mereka di Suriah.  Intervensi semacam itu akan secara efektif melepaskan belenggu kekalahan permanen dari tenggorokan Ukraina. Baik Rusia maupun Iran dengan bijak menolak untuk mengambil umpan tersebut, dan hal ini menjadi faktor penentu dalam keputusan yang bijaksana dari Asad untuk menyerahkan kekuasaannya secara damai dan meninggalkan Damaskus. Barat tampaknya tidak dapat menyembunyikan rasa frustasinya karena umpannya tidak diambil, dan akibatnya, negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina masih menjadi mimpi buruk bagi Barat.

Suriah belum sepenuhnya lepas dari kekuatan-kekuatan yang akan selalu menentang penindasan Israel, dan berbagai bentuk penindasan di seluruh dunia; sebaliknya, kemungkinan besar Suriah pada akhirnya akan menjadi Libya yang lain dengan perang saudara yang akan lebih jelas mendefinisikan para aktornya dibandingkan dengan yang selama ini terjadi. Kepergian rezim Alawite yang memerintah Suriah tanpa kredensial Islam, telah menghasilkan kejelasan yang lebih besar untuk peran Islam yang sebenarnya dalam perjuangan melawan penindasan.

Yankee Jihad telah berhasil, seperti yang direncanakan, dalam menggulingkan rezim Asad, meskipun tidak dapat menyelamatkan Ukraina dari nasib yang menantinya ketika Trump menggantikan Biden. Namun, konsekuensi dari keberhasilan Yankee Jihad adalah bahwa kapasitas Suriah untuk memberikan perlawanan militer terhadap Israel kini dengan cepat dapat dihancurkan – secara terbuka – oleh Israel (tidak ada kekuatan perlawanan sama sekali); dan segala tuntutan untuk menghormati integritas teritorial Suriah kini tidak lebih dari sekedar siulan di angin!

Pelajaran bagi Trinidad dan Tobago adalah bahwa klien-klien lokal di Barat juga digunakan dan dieksploitasi untuk memajukan kepentingan Barat, khususnya yang berkaitan dengan hubungan kita dengan tetangga kita yang tercinta di Venezuela. Klien-klien lokal seperti itu merupakan ancaman besar bagi kebebasan dan kapasitas Trinidad dan Tobago untuk mempertahankan hubungan persaudaraan dengan Venezuela yang dengan berani menentang penindasan barat. Klien-klien lokal barat seperti itu harus dikecam dan ditolak!

Imran N. Hosein

 

Komentar kedua di bawah ini oleh Ustadz Hasbullah Syafi’i, asisten dari Maulana Imran Hosein.


Hari itu akan tiba ketika penduduk Syam akan dipimpin oleh seorang pemimpin yang adil, yang tidak hanya mengajarkan mereka politik, hak-hak mereka, kebebasan, dan pembebasan dari tirani. Yang lebih utama adalah dia akan mengajarkan mereka tentang agama Allah dan mengubah hati mereka sehingga mentimun dari orang-orang miskin akan setara dengan segenggam emas. Dia tidak akan membalas dendam, dia tidak akan berperang kecuali sedang terpojok menghadapi pasukan Yakjuj dan Makjuj. Ketika mereka terpojok, Allah akan turun tangan (mengintervensi) dengan turunnya Al-Masih bin Maryam ‘alaihissalam.

Dari peristiwa-peristiwa agung ini, kita dapat mengetahui bahwa Nabi shallallahu alayhi wa sallam memohon kepada Allah untuk memberikan keberkahan kepada penduduk Syam dan Yaman, yang berarti beliau mendoakan mereka. Do’a tersebut bukan berarti mereka selalu dilindungi dari berbagai kezaliman dan penindasan, namun do’at tersebut merupakan semacam penegasan bahwa mereka tidak akan pernah tersesat dalam din-nya, do’a tersebut tentu saja tidak ditujukan kepada seluruh penduduk Syam dan Yaman, namun seluruh umat muslim yang hati sucinya selalu bersama mereka.

Ini adalah Masa Peralihan Besar, ketika orang-orang Syam termasuk Palestina mengalami banyak kekacauan, cobaan dan kesengsaraan. Ini adalah pergolakan politik yang membentuk Pax Judaica. Tidak akan ada kemenangan dalam masa peralihan besar ini bagi Islam, kaum Muslimin, dan rakyat Syam. Apa yang kita saksikan adalah kekalahan menyakitkan mereka di tangan pasukan Dajjal dan rencana besarnya.

Hanya setelah Pax Judaica, Islam yang sebenarnya akan bangkit. Semua ini, yang terjadi saat ini, baik di Suriah termasuk di Palestina, dll bukanlah perjuangan Islam. Kami melihat semuanya hanya sebatas yang menyangkut kemanusiaaan: masyarakat, hak-hak, kebebasan dari penindasan, negara, kekuasaan, balas dendam, dll. Tidak ada Allah dan bukan tentang Allah.

Nietzsche benar. Ini adalah pengungkapan besar dari nihilisme di Jazeerat al-‘Arab. Bahwa “Tuhan telah mati”, dan orang-orang Arab yang berjuang untuk kebebasan dan melawan penindasan yang hanya akan membunuhnya tanpa adanya alasan, sebab dan tujuan yang suci dibaliknya.

Dan masih akan ada beberapa pergolakan politik yang lebih besar lagi sebelum mereka menyadari bahwa Allah tidak mati.

Hasbullah Syafi’i

 

Komentar ketiga dari Editorial dan Penerjemah.


Dari ilmu Eskatologi Islam, kita semua telah memahami akan seperti apa bentuk intervensi Ilahi di Jazirah Arab termasuk Syam, Yaman dan Khurasan, yang akan terjadi di masa depan, Jadi pada dasarnya, tumbangnya Suriah ini adalah bagian dari perwujudan nubuah suci Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam.

Karena memang tidak bisa dipungkiri, kekalahan demi kekalahan, penderitaan demi penderitaan, penindasan demi penindasan, justru adalah kabar gembira dan kabar baik bagi mereka yang berpikir dan mereka yang meyakini, bahwa  dengan kekalahan, penderitaan dan berbagai penindasan yang terjadi pada umat ini, justru akan menjadi bahan pelajaran dan titik kebangkitan bagi kita untuk memperbaiki diri, merenungi kesalahan, dan merekonstruksi kembali kekuatan serta belajar dan terus belajar untuk mencari dan menemukan sumber kebenaran yang mutlak, tiada lain adalah Al-Qur’an.

Dengan kata lain, saudara/i kita di syam, yaman dan khurasan dan seluruh umat muslim di dunia ini yang benar-benar berusaha dan berjuang untuk kembali ke Din-nya, telah dituntut sedemikian rupa agar mereka benar-benar kembali pada Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan yang sebenarnya dan sumber kebenaran yang mutlak (Al Haqqul Yaqin) dalam menjalani segala bentuk perjuangannya.  Insha Allah…

Editorial dan Penerjemah:

Awaluddin Pappaseng Ribittara

Recommended Posts