Konstantinopel Dalam Al-Qur’an

Saya menyatakan fakta bahwa Syaikh Imran Nazar Hosein adalah ulama Muslim yang terdepan hari ini yang dengan gigih menuis dan mengajar tentang eskatologi (Ilmu Akhir al-Zaman) Islam. Sehingga Saya, menganggap bahwa ini adalah sebuah kehormatan untuk menulis kata sambutan ini untuk publikasinya yang mendatang, berjudul, Konstantinopel di dalam Al Quran. Penulis yang berilmu tersebut menyadari fakta bahwa nama Konstantinopel yang pada hakekatnya (dalam bahasa Arab, Konstantiniyyah) tidak muncul di dalam Al Quran. Kendatipun demikian bahwa, tujuannya adalah untuk mengingatkan para pembaca bahwa Sayyidina Nabi Muhammad salallahu ‘alayhi wassalaam merujuk kepada kota itu demikain dan maka umat Muslim pun seharusnya tidak memiliki keraguan dalam menyamai Nabi tercinta kita dengan membangkitkan kembali nama itu.

 

 

Syaikh Imran telah dengan sengaja memberi nama publikasinya demikian untuk mengingatkan dan mengedukasi umat Muslim dan Kristen juga tentang prediksi di dalam Al Quran berkaitan wilayah khusus tersebut dimana Konstantinopel terletak yang telah dipenuhi pada masa kehidpan Sayyidina Nabi Muhammad salallahu ‘alayhi wassalaam dan apa yang selanjutnya akan menjadi masa lalu di masa mendatang. Terlebih lagi, Syaikh Imran juga memberikan secerca penerangan tentang prediksi-prediksi di dalam literature Hadits yang secara langsung menghubungkan kepada kota Konstantinopel tersebut yang akan pada akhirnya terbuka pada waktu yang dikenal sebagai Akhil al-Zaman.

Hal yang sangat menarik adalah bahwa Syaikh Imran telah mengambil langkah tegas dalam melakukan interpretasi-ulang penggalan-penggalan Qurani yang secara langsung membuat acuan kepada kemenangan Rum; ‘sebelum dan sesudah dan umat Muslim yang bersuka cita’ (30;4); permasalahan ‘penyaliban’ Nabi ‘Isa ‘alayhissalaam (4;157, 3;55, dan 39;42); ‘Kota di tepi laut’ (7;63); ‘pengubahan manusia menjadi kera’ (7;166) dan ‘golongan Yahudi yang menampakan permusuhan kepada umat Muslim’ dan ‘golongan Kristen yang mencintai umat Muslim’ (5;82) dan ‘aliansi Judeo-Kristen’ (5;51). Interpretasi-interpretasi-ulang seperti itu dibutuhkan bagi para pembaca untuk menmahami dengan era tapa yang sekarang ini dengan cepat tersibak di Abad 21 yang pada akhirnya akan membawa kepada apa yang Sayyidina Nabi Muhammad salallahu ‘alayhi wassalaam ramalkan tentang Perang Besar atau Malhamah (atau Armageddon).

Ketika membaca manuskrip buku ini untuk tujuan menulis Kata Sambutan ini, saya terkagum untuk mengatahui Syaikh Imran telah menyusun dengan logis chapter-chapter di dalam bukunya dan bahwa di akhir dari setiap chapter beliau mengangkat beberapa permasalahan yang tepat dan berlanjut untuk mengurai setiap permasalahan-permasalahan ini di dalam tiap-tiap chapter.

Saya sangat menyadari kebenaran bahwa tidak semua umat Muslim akan mau mengikuti wawasan-wawasan Syaikh Imran, tetapi meskipun demikian Saya dengan tegas menyarankan semua pembaca yang merupakan para pelajar eskatologi Islam yang serius untuk membaca buku ini dengan sebuah pemikiran yang terbuka. Tidak diragukan, mereka pastilah akan terpesona dengan pengetahuan dari penulis yang berilmu ini!

Abdul Fadl Mohsin Ebrahim

Professor Emeritius

Sekolah Agama, Filosofi dan Klasik,

Universitas KwaZulu-Natal, Durban, Afrika Selatan.

28 November 2018

Print Friendly, PDF & Email

Recommended Posts