Rasulullah SAW memberikan kabar nubuwwah tentang tanda-tanda Akhir Zaman menjelang Kiamat terjadi. Diantaranya adalah munculnya berbagai fitnah (ujian), banyaknya kebohongan di mana-mana, dan berdekatannya pasar.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat, hingga muncul berbagai fitnah, banyaknya kebohongan, dan berdekatannya pasar.” (H.R. Imam Ahmad).
Saat ini ketiganya bisa kita lihat dengan jelas. Berbagai fitnah dan kebohongan saling berkelindan susul-menyusul dengan ditopang oleh kekuasaan yang memaksakan kehendak (otoriter). Dan sebagian besar umat manusia di dunia tak bisa mengelak.
Demikian pula dengan pasar, baik pasar offline terutama yang berupa minimarket modern yang saling berdekatan dan tersebar luas di mana-mana, maupun pasar online yang berupa marketplace yang hampir menguasai mayoritas transaksi dan dirasakan sangat dekat, karena ada di genggaman tangan.
Tak bisa terelakkan lagi. Kini mayoritas kaum muda lebih memilih bertransaksi di dunia maya ketika berbelanja atau membeli barang-barang kebutuhan hidup dan barang-barang gaya hidup. Selain lebih lengkap dan mudah tak perlu beranjak dari rumah dan menembus kemacetan jalan, yang terutama alasannya adalah karena bisa lebih murah.
Ada pertanyaan menggelitik dari ungakapan Hadits Rasulullah SAW di atas. Pertanyaannya adalah “Mengapa Rasulullah SAW menyebut ketiga tanda itu secara bersamaan? Apakah semata hanya karena kebetulan belaka? Atau ada hal khusus lainnya?”
Setiap ungkapan Rasulullah SAW senantiasa penuh dengan makna, tidak muncul secara kebetulan, melainkan berupa petunjuk dari Allah SWT. Dalam sebuah petunjuk, terkadang disampaikan dengan sangat jelas dan terang (muhkamat), terkadang dengan samar menggunakan kiasan berupa kode atau titik-titik yang harus dihubungkan (mutasyabihat).
Kondisi apa yang bisa menyebabkan ketiga tanda yang disampaikan oleh Rasulullah SAW itu beriringan satu sama lain? Menurut opini penulis adalah munculnya era revolusi teknologi informasi digital yang telah banyak mengubah cara hidup dan kehidupan dunia modern saat ini.
Betapa tidak! Dengan berbagai perangkat teknologi digital terutama berupa smartphone yang terhubung dengan jaringan internet, semua orang bisa mengakses berbagai macam konten dengan sangat mudah dan cepat, termasuk konten-konten negatif. Di sinilah keimanan seseorang diuji dengan ujian yang sangat berat.
Sehingga Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kalian mengerjakan amal-amal sholeh sebelum terjadi fitnah (bencana) yang menyerupai kepingan-kepingan malam gelap gulita, yaitu seseorang di waktu pagi beriman, tetapi pada waktu sore ia telah kafir atau pada waktu sore ia beriman dan pada pagi harinya ia telah kafir. Ia rela menjual agamanya dengan secuil keuntungan dunia.” (HR Muslim).
Melalui perangkat smartphone jugalah setiap orang bisa berkomunikasi dan berinteraksi secara maya tanpa batasan jarak dan waktu. Apalagi di era “kedigjayaan” media sosial saat ini. Alhasil, banyak orang merasa bisa bebas berkata apapun atau bebas menulis apapun di media sosial, bahkan menyebar berita bohong sekalipun, termasuk propaganda, tindakan provokatif, mengadu domba, dan sebagainya.
Dan daya tarik lain dari smartphone yang dianggap tak kalah “keren” saat ini adalah bisa digunakan sebagai media transaksi yang sangat cepat dan mudah. Saat tombol diklik, saat itu pulalah transaksi selesai! Meski si pembeli berada di ujung timur dan si penjual berada di ujung barat bumi.
Revolusi teknologi informasi digital memang telah mengubah peradaban manusia. Namun, sejatinya fungsi sebuah alat, perangkat, atau media selalu memiliki dua sisi. Tergantung pada tujuan untuk apa digunakan alat tersebut. Jika untuk tujuan baik, maka akan menghasilkan “buah” yang baik. Sebaliknya, jika digunakan untuk tujuan buruk, maka akan menghasilkan “buah” yang buruk pula.
Wallahu a’lam bishshowab.
Agus Santoso, Pemerhati Eskatologi Islam