Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah (negara) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang (pemerintah dan bankir-2) yang merusak dan menumpahkan darah di sana, …
Suplai uang dan standar emas.
Jumlah uang yang dicetak oleh bank dan berputar di dalam roda perekonomian dalam bentuk pinjaman kepada individu, bisnis maupun pemerintah, yang dibelanjakan negara, setara dengan jumlah simpanan emas di bank sentral. Kemampuan bank sentral untuk mencetak uang menjadi terbatas jika menggunakan standar emas. Namun mengapa seiring berjalannya waktu nilai uang atau daya beli uang yang beredar akan mendekati nol?
Ketika sejumlah uang pertama dicetak, nilai uang kertas sama dengan nilai emas. Namun ketika negara mencetak uang lebih banyak maka nilai dan daya beli uang akan turun karena suplai barang dan jasa seiring dengan bertambahnya suplai uang akan tetap sama. Karena suplai jumlah suplai barang dan jasa mengikuti jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak mungkin meningkat secara drastis atau pun eksponensial. Hal ini menyebabkan terlalu banyak suplai uang sedangkan suplai barang dan jasa yang diproduksi tetap sama. Dengan kata lain pemerintah berhutang kepada rakyatnya sendiri. Untuk menyembunyikannya pemerintah harus mengurangi suplai uang, salah satu contohnya adalah merampok dana pensiun dan dana kesehatan. Hal ini disebabkan dana tersebut termasuk sepertiga/seperempat jumlah uang yang beredar. Dana pensiun dan kesehatan termasuk pemegang terbesar hutang pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pemerintah AS juga mengizinkan dominasi pasar oleh perusahaan besar, dimana laba dari perusahaan besar langsung masuk kembali ke dalam bank.
Cara lainnya adalah menerapkan kebijakan pengetatan anggaran pemerintah, menjual hutang ke negara lain, memindahkan industri keluar negeri, serta mempekerjakan imigran dan, lain sebagainya. Ketika pemerintah melakukan penarikan uang besar-besaran dari peredaran, baik secara terselubung atau tidak, ini menjadi tanda awal keruntuhan ekonomi.
Minimnya komitmen pada standar emas membuat bank sentral leluasa untuk menambah suplai uang tanpa pertimbangan pembayaran hutang yang realistis.
Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan rakyat terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan. (Quran 11:85)
Ayat-ayat Makkiyah sarat akan penolakan ketidakadilan ekonomi yang terjadi di Mekah. Dimana golongan pejabat yang pelit dan mempunyai keuntungan tidak adil menjadi kaya seperti berdagang secara tidak etis, mencuri timbangan, dll. Lalu bagaimana mungkin Al Quran tidak melaknat kejahatan ekonomi seperti riba (memberi pinjaman dengan bunga)?
(Fazlur Rahman Al Anshari, ra)
Dan sesuatu riba (tambahan bunga di dalam pinjaman) yang kamu berikan agar harta negara bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan pinjaman tanpa riba yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya). (Quran 30:39)
Ketika mereka terus menerus mencetak uang, nilai uang akan terus menurun dibandingkan dengan cetakan pertama. Ini disebut sebagai hyperinflation/hiperinflasi, inflasi yang tak terbendung. Orang biasa akan terkena dampak hiperinflasi dan kehilangan daya beli. Dan pada akhirnya emas tidak memiliki hubungan dengan uang kertas sama sekali. Hubungan di awal ketika negara didirikan, yakni hubungan bahwa uang kertas dijaminkan ke standar emas hanyalah untuk meyakinkan publik saja.
Kebohongan dan pertumpahan darah oleh sang binatang buas (Dabbatul Ard)
Namun apakah mereka akan berhenti mencetak uang? Seperti yang kita lihat mereka tidak akan berhenti. Kini, kita berada pada akhir sistem moneter. Satu-satunya kartu yang mereka pegang adalah Krisis Ekonomi Terbesar dan perang dunia dengan segala cobaan dan penderitaannya.
Ketika saya masih muda, saya mendapatkan pengetahuan militer dan mengetahui tentang Nazi Jerman. Namun saya mempelajari lebih lanjut mengenai ekonomi Reich Ketiga dan sistem moneternya. Flu Spanyol merebak di Barat sebelum naiknya Hitler dan dimulainya Perang Dunia Kedua (PD2). Kita bisa melihat perbandingannya dengan pandemi virus corona. Pada saat itu, semua negara besar di Barat mengalami krisis ekonomi hebat. Saya menduga kita berada di pola yang sama.
Perihal ini masih tertera di Wikipedia, saya beruntung mereka belum menghapusnya. Bahwa Hitler berjanji kepada Bank Sentral Jerman, bahwa hiperinflasi dapat dihentikan dengan menambah cadangan emas dari emas yang dimiliki oleh negara-negara yang akan ditaklukan. Namun seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya emas tidak ada hubungannya dengan ini. Tetapi pemerintah harus menepati janji untuk mengembalikan uang yang mereka dorong secara artifisial ke dalam ekonomi. Setiap lembar uang yang dicetak adalah janji pemerintah untuk membayar nilai nominalnya dengan nilai komoditas yang adil. Jika tidak, hiperinflasi berkepanjangan akan memunculkan huru hara, pemberontakan dan orang akan meninggalkan negara. Ini merupakan goncangan sosial dan ekonomi yang menghancurkan pemerintahan itu.
Dalam sudut pandang bankir bank sentral, yang mengontrol pemerintah, mereka harus menciptakan kondisi untuk memfasilitasi strategi pintu keluar. Sebuah bencana yang menimbulkan kejutan dan ketakutan akan mengalihkan pandangan publik, akan menyediakan lorong waktu yang dapat digunakan untuk menyiapkan negara untuk berperang seperti yang disarankan Hitler. Waktu yang singkat ini akan memberikan peluang agar mereka bisa mencetak uang tanpa batas, lebih banyak dari sebelum krisis. Memang Hitler memulai Perang Dunia 2, namun bukankah saya mengatakan mayoritas negara Barat mengalami depresi hebat ? Siapa pemenang PD2? Siapa yang diuntungkan? Hitler hanya alasan untuk memulainya. PD2 adalah transfer tatanan dunia (world order) dari Pax Britanica ke Pax Americana.
Saya akan beritahukan kepada anda, konsekuensi penipuan sistem moneter, sebuah penipuan yang lebih hebat yang mereka lakukan di muka bumi ini.
Mereka harus melakukan, yang dilaknat Tuhan Yang Maha Esa, yakni menghilangkan pemegang hutang mereka, baik rakyat mereka sendiri atau negara lain yang memberi hutang kepada mereka, baik dengan menyita kekayaan, membunuh mereka atau keduanya. Flu Spanyol sendiri membunuh 500 juta jiwa. Demikian pula Covid-19 yang ditujukan untuk efek membunuh yang maksimal, namun kita melihat Rusia, Tiongkok, dan Eropa melawan Covid-19 dan implikasi sosial dan ekonomi yang dibawanya. Demikian pula mitigasi Covid-19 dengan cara lockdown yang memenjarakan orang-orang dirumah, sementara Amerika dengan mekanisme perbankan internasional melakukan perampokan uang kepada negara-negara sejagat, dimana tidak akan banyak uang yang tersedia di bank-2 dan ATM-2. Implikasi lainnya adalah banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Dengan kata lain, pemerintah menyita kekayaan rakyat dengan cara merestruktur ulang ekonomi. Negara mengambil alih ekonomi dengan cara membeli dan mengakuisisi perusahaan besar dan membuat kelas menengah menjadi kelas pekerja. Mereka akan ditempatkan di proyek-proyek padat karya, di kompleks industri militer, dan proyek-proyek infrastruktur yang mendukung persiapan perang. Sebagian populasi lainnya akan dikenakan wajib militer. Perang akan menghapus hutang negara dari individu-2, rakyat mereka, dan negara lain. Perang akan dimulai ketika, sekali lagi, rakyat sadar uangnya tidak memiliki daya beli.
Pada akhir perang dunia “binatang buas” akan mengumpulkan semua emas dari negara-negara yang sudah hancur, dan memulai kembali tatanan dunia baru. Mereka datang kepada pemenang perang, dan menjanjikan kepada mereka sebuah pemerintahan negara adikuasa yang abadi.
Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata, “Wahai Adam (pemimpin negara)! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian dan kerajaan (negara) yang tidak akan binasa (dengan cara mencetak uang terus menerus)?” (Quran 20:120)
Mereka berencana namun Allah sebaik-baiknya perencana.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah (negara) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang (pemerintah dan bankir-2) yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Quran 2:30)
Telah datang waktu untuk memilih untuk melanjutkan sistem zalim yang menumpahkan darah atau memuja Allah yakni menghentikan sistem itu. Siapa yang akan berani melawan kekuatan Yahudi Anglo Amerika? Atau Allah Yang Maha Kuasa yang harus turun tangan sekali lagi.
*Angkoso Nugroho